CIREBON, RADARCIREBON.COM - PENUAAN berhubungan dengan munculnya berbagai keluhan fisik, termasuk keluhan pada saluran kemih. Keluhan berkemih dirasakan baik pada wanita maupun pria.
Namun pada pria, seiring bertambahnya usia ada perubahan pada organ berkemih yang menyebabkan mayoritas pria mengalami gangguan berkemih di usia yang semakin senior.
Kondisi tersebut dalam dunia medis dikenal sebagai pembesaran prostat. Apa itu prostat? Dan apa yang terjadi jika prostat mengalami pembesaran?
BACA JUGA:Inisialnya Disebut Terlibat Kredit Macet BPR KR, Begini Anggota DPRD Indramayu Ini
BACA JUGA:Anggota DPRD yang Diduga Terlibat Kredit Macet BPR KR, Ternyata Hanya Satu Bukan 16 Anggota Dewan
Definisi:
Prostat adalah kelenjar reproduksi pada pria yang berlokasi di sekitar kandung kemih dan saluran kemih. Pembesaran prostat dapat terjadi pada pria seiring bertambahanya usia dan menyebabkan tertekannya kandung kemih dan saluran kemih sehingga menimbulkan gangguan berkemih. Pembesaran ini biasanya bersifat jinak dan dikenal sebagai Benign Prostate Hyperplasia (BPH).
Tanda dan Gejala:
Gejala yang dirasakan penderita BPH bervariasi dari tanpa gejala hingga gejala berat, bergantung pada ukuran pembesaran prostat. Pembesaran yang tidak menekan sistem kemih biasanya tidak menimbulkan gejala. Beberapa gejala yang sering dirasakan pada BPH antara lain:
- Urine sulit keluar di awal buang air kecil
- Perlu mengejan saat buang air kecil
- Timbul rasa nyeri saat buang air kecil
- Aliran urine lemah atau tersendat-sendat
- Urine menetes di akhir buang air kecil
- Buang air kecil terasa tidak tuntas
- Buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering
- Beser atau inkontinensia urine
- Buang air kecil disertai darah
- Tidak dapat buang air kecil jika pembesaran sudah sangat menghalangi sistem kemih
Jika Anda mengalami gejala diatas segera periksakan diri Anda ke dokter. Pada pemeriksaan fisik dokter akan didapatkan prostat teraba dengan pemeriksaan colok dubur. Dokter urologi juga akan melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan ukuran prostat. Untuk lebih pasti lagi, Anda dapat melakukan pemeriksaan kadar PSA sebagai marker pada BPH.
BACA JUGA:Hibur Pemudik di Res Area KM 166, Polres Majalengka Sediakan Taman Bermain Anak
BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di Tol Palikanci Cirebon, 1 Orang Korban Meninggal Dunia
Penyebab dan Faktor Risiko:
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyabab BPH, namun beberapa literatur menyebutkan BPH berhubungan dengan perubahan hormon seksual pria pada pertambahan usia. Beberapa faktor risiko pada BPH:
- Laki-laki usia >50 tahun
- Riwayat BPH pada keluarga
- Merokok
- Konsumsi makanan rendah serat
Pengobatan dan Pencegahan:
Jika gejala masih tergolong ringan, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah dengan melakukan: pembatasan konsumsi alkohohol dan kafein, hindari minum air 1-2 jam sebelum tidur, tidak menunda buang air kecil, membatasi mengkonsumsi obat obatan denkongestan dan antihistamin.
Pola hidup sehat harus segera dimulai dengan menjaga pola makan, kontrol stress psikis, dan olahraga teratur.
Jika gejala sudah menganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu pengobatan oleh dokter urologi. Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala, memperkecil ukuran prostat, atau pun memperkuat otot saluran kemih.
Jika dengan obat-obatan tidak mencapai hasil maksimal, maka dapat dilakukan operasi untuk memperkecil ukuran prostat. Operasi yang lazim dilakukan adalah Transurethral Resection of The Prostate (TURP), yaitu memasukan alat lewat lubang saluran kemih untuk mengangkat kelebihan jaringan prostat. (*)
Oleh: dr Hamdan Yuwafi SpU
BACA JUGA:Kontainer Tutup Jalur Mudik, Kapolres Indramayu Turun Tangan
BACA JUGA:Jelang Lebaran, Walikota Bandung Terjaring OTT KPK