INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Dalam mewujudkan Indonesia yang terbilang dan gemilang pada satu abad kemerdekaan tahun 2045, pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang punya cara sendiri.
Cara yang ingin ditempuh Panji Gumilang agar Indonesia menjadi bangsa yang gemilang pada usianya 1 abad nanti melalui jalur pendidikan.
BACA JUGA:Bupati Imron Sambangi Proses Peningkatan Ruas Jalan Sindanglaut-Ciledug
Konsep Pendidikan yang coba diketengahkan Panji Gumilang tentu bukan yang hanya obor blarak, tapi sustainable atau berkelanjutan.
Tentu saja, konsep pendidikan milik Panji Gumilang harus ada keterkaitan antara teori dan praktek, sehingga manusia yang terdidik oleh lembaga pendidikan bisa berguna dan berdaya saing di tengah-tengah masyatakat.
BACA JUGA:BEJAT, Pengurus Panti Asuhan di Kuningan Hamili Anak Asuhnya
"Lembaga yang terhormat itu pendidikan, karena menghantarkan manusia ke tempat yang lebih terang," beber Panji Gumilang.
Di Pondok Pesantren Al Zaytun, lanjutnya punya konsep green economy dan blue economy yang bermuaranya pada pendidikan.
“Al Zaytun sejak awal berprinsip ekonomi pendidikan dan pendidikan ekonomi,” imbuhnya.
BACA JUGA:Hasil Piala Kasad I 2023, Kabupaten Cirebon Raih 2 Emas
Jika ditelaah lebih dalam, kata Panji, konsep pendidikan green economy dan blue economy adalah upaya menjadikan Indonesia maju dimulai dari komunitas desa.
“Di desa ada pertanian dan juga perikanan. Pantas, kalau Indonesia masih impor bahan pangan, karena tidak memperhatikan desa,” bebernya.
Makanya, dia pun mengusulkan agar di Indonesia antara kementerian desa dan pertanian jangan dipisah.
BACA JUGA:TERBARU! Jawaban Panji Gumilang Soal NII KW9, Mas Ken Pasrah: Al Zaytun Terlalu Sakti
“Kelak harus dibangun Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa,” ucapnya.
Kemudian, untuk meningkatkan daya saing penduduk di desa. Pendidikan juga harus disentralkan di desa.
BACA JUGA:Pembuat Replika Paksi Naga Liman: Kalau Tidak Setuju, Setelah Selesai Dibongkar, Monggo
“Setingkat kecamatan yang tidak ada itu, disitulah pendidikan dari SD sampai Kelas 12.Bentuknya adalah wajib belajar. Berasrama. Maka rakyat tidak memikirkan biaya pendidikan, tapi negara,” kata Panji.
Negara membiayai lewat pajak dari masyarakat. Di situ akan terjadi penanaman generasi muda dan dasar negara. Satu versi pemahaman.
“Maka, Bangsa Indonesia masuk ke tahun 2045 sudah menjadi luar biasa,” pungkasnya. (*)