INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Syekh Panji Gumilang mengaku mendapat inspirasi dari Duta Besar Palestina untuk Indonesia terkait dengan kegiatan kelautan atau blue economy.
Inspirasi tersebut datang dari pertanyaan Dubes Palestina, Ribhi Awad saat berkunjung ke Mahad Al Zaytun beberapa tahun lalu.
Sosok dubes tersebut menanyakan, mengapa Al Zaytun tidak merambah laut? Rupanya, pertanyaan tersebut lantas menginspirasi Syekh Panji Gumilang.
“Kenapa Al Zaytun tidak merambah laut? Di sana (Palestina) nelayannya bagus-bagus. Terkesan Timur Tengah itu, tidak bisa melaut. Ternyata Palestina ini, hebat,” kata Syekh Panji Gumilang menceritakan kisah tersebut.
BACA JUGA:Penjualan Tiket Indonesia vs Argentina jadi Sorotan Media Luar
Meski memiliki hasil tangkap yang bagus, tetapi nelayan Palestinas masih harus menjualnya ke Ibu Kota Israel, Tel Aviv.
“Di situlah terbuka inspirasi. Mengapa nyanyian Indonesia tentang laut itu menyebut nenek. Kok tidak menyebut kakek?” katanya.
Syekh Al Zaytun mengaku, dirinya kemudian membaca sejarah. Setiap lafal dari pada lagu Nenek Moyangku, dicari filosofinya, dan latar belakangnya.
“Mungkin sang pengarang tidak masuk ke situ, atau ke ranah yang ditelusuri. Ternyata, pelaut Idonesia itu adalah wanita. Sykeh membaca dan ketemu Kalinyamat,” ungkapnya.
BACA JUGA:GAWAT, Ditemukan Bunker Narkoba di Kampus Ternama, Perwira Polisi Ini Turun Tangan
Dari pembacaan sejarah tersebut, Syekh mengakui mengetahui sosok komandan kapal perang Pulau Jawa yang bisa menghadang kekuatan Portugis.
Kemudian, di bagian Nusantara lainnya ada nama Malahayati. Syekh membaca Malahayati dengan nyanyian Umi Kalsum Amal Hayati.
“Ternyata hebat juga, karena bisa menghancurkan kapal musuh. Di sini pria hilang. Ternyata nggak banyak yang menjadi pendekar di laut itu,” ungkapnya.
Diungkapkan syekh, kisah dengan Ribhi Awad tersebut menjadi inspirasi Mahad Al Zaytun mengembangkan ekonomi biru atau perikanan dan kelautan.
BACA JUGA:Sebelum ke Indonesia Messi Membuat Keputusan Penting, Alasannya Bisa Bikin Fans Barca Patah Hati