Kisah Pemilik Gedung Perundingan Linggarjati dan Tegel Keraton Kasepuhan Cirebon, Saat Sultan Sepuh Tidak Puas

Minggu 11-06-2023,09:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Ada banyak kisah tersembunyi dari Gedung Perjanjian Linggarjati yang dulunya adalah rumah dari Jacobus (Koos) Johannes van Os di bawah kaki Gunung Ciremai.

Sosok JJ van Os adalah pemilik sekaligus direktur dari sebuah perusahaan Technisch Bureau NV Elenbass yang berlokasi di Cirebon. 

Perusahaan itu, mengerjakan beberapa proyek penting di Kota Cirebon dan sekitarnya. Mulai instalasi kabel bawah tanah sampai dengan pemasangan tegel di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Tulisan ini, bermula dari ketertarikan saat radarcirebon.com berkunjung ke Gedung Perjanjian Linggarjati. Lalu menemukan foto JJ van Os dan nama perusahaan yang pernah dipimpinnya.

BACA JUGA:YUK AMINKAN! Bandung - Cirebon 1,5 Jam, Tol Cisumdawu Dibuka Pertengahan Juni, Sekarang Sedang Uji Laik Fungsi

Kisah dari van Os memang jarang dibahas, karena kebanyakan pengunjung tentu akan lebih fokus pada momen dari Perjanjian Linggarjati tersebut.

Dari catatan itu, kemudian membawa radarcirebon.com bergeser ke sumber literatur Indonesia Negerland Society yang didirikan Joty ter Kuvle, putri dari JJ van Os.

Disebutkan dalam sumber tertulis tersebut bahwa selama masa pendudukan Jepang, memang banyak arsip yang hilang terkait JJ van Os hingga Gedung Perundingan Linggarjati.

Beruntung Bob Bar yang merupajan sang paman di Belanda, sekaligus pemegang kuasa dari perusahaan JJ van Os masih menyimpan sejumlah dokumen terkait Technisch Bureau JJ van Os dan NV Algemene Industrieele Maatschappij (Algim), yang keduanya berada di Cirebon.

BACA JUGA:HIDDEN GEM Kuningan Nih, Obim Village Linggarjati, Kafe dan Staycation yang Tenang

Tentang perusahaan Van Os, Bar menulis bahwa ada sebuah perusahaan tegel Betonwarenfabriek Elenbaas di mana pemiliknya Elenbaas telah meninggal.

Istri dari Elenbass terkait dengan pengambilalihan aset perusahaan oleh Van Os yang dikemudian hari berkembang sangat pesat.

Perusahaan ini memiliki empat mesin pembuat ubin lama yang dioperasikan secara manual dari merek Prancis, yang menghasilkan ubin lantai yang sangat baik.

Sampai satu ketika, mereka menerima pesanan yang sangat penting dari Sultan Kasepuhan. Sebab, sang raja tidak pusa dengan keadaan lantai ubin di salah satu ruang keraton.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Tidak Menggunakan Gelar Kiai Maupun Gus, Tapi Kok Bisa Pimpin Mahad Al Zaytun?

Kategori :