Namun, karena mampu menyediakan sumber pangan secara mandiri, juga tidak terlalu besar untuk dipenuhi.
"Tidak banyak karena menghasilkan sendiri. Rp 3,7 miliar sebulan. Dalam satu tahun Rp44,8 miliar," ungkapnya, secara terbuka.
Komposisi biaya tersebut, 42 persen untuk gaji, alat tulis 3,6 persen, makan 37 persen, listrik 3,5 persen, telepon internet 0,18 persen, BBM 2,4 persen, transportasi 4,4 persen, pajak 5,1 persen.
BACA JUGA:Sikapi Persoalan di Al Zaytun, Wagub Uu: Insya Allah, Pemerintah Akan Bijaksana
Menurut Syekh Panji Gumilang, semua keberhasilan dari Mahad Al Zaytun untuk pengelolaan tidak lepas dari kekuatan teori ilmiah dan kekuatan praktek daripada sukarela. Semua yang dilakukan ada teori berdasar ilmiah.
"Teori ini dipraktekan secara sukarela. Ya inilah mandiri. Kalau ada orang yang bilang ini itu karena tidak punya kekuatan," bebernya.
Atas bantuan negara untuk Mahad Al Zaytun tersebut, Syekh Panji Gumilang menyampaikan terima kasih atas peran pemerintah di balik biaya pendidikan dan kemandirian.