INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Wali Santri Mahad Al Zaytun Indramayu menyampaikan mengenai kesan mereka terhadap lembaga pendidikan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
Kesan dan pesan dari wali santri tersebut disampaikan saat peringatan 1 Muharram yang belakangan potongan videonya viral di media sosial, gara-gara salam Havenu Shalom Alaichem.
Wali Santri Jawa Timur, Rudiyanto salah satu yang menyampaikan sambutan di kesempatan itu. Dia berpesan kepada wali santri untuk mewujudkan cita-cita bersama.
“Para wali santri sebagai wujud menciptakan Indonesia Kuat dalam pembangunan periode kedua. Kami seluruh wali santri menyampaikan sodakoh sejumlah Rp 255.700.000,” kata Rudiyanto dalam kesempatan itu.
BACA JUGA:Geng Motor Berulah di Pengenan, Warga Sekitar jadi Korban Luka Bacok
Karena itu, dirinya juga mengajak kepada seluruh wali santri, tetap terus membangun bersama untuk terwujudnya cita-cita besar membangun melalui LKM Rahmatan Lil Alamin.
Dalam kesempatan yang sama, Totok Dwi Hananto, Wali Santri dari Jawa Tengah mengungkapkan bahwa sangat bersyukur, sekaligus kami ucapkan terima kasih. Sebab, syekh senantisa memberikan bimbingan dan wawasan serta ilmu.
“Pada satu ketika, pertama kali diajak melihat pembangunan kapal di Samudra Biru. Ditanya oleh syekh: Tahu nggak, Nabi Nuh bikin kapal belajarnya dari mana? Ketika itu, kami kaget. Sebuah pertanyaan yang tidak pernah disangka,” katanya.
Ketika masih bengong tidak bisa menjawab, syekh menyampaikan: Ada orang bertanya, apakah syekh bisa bikin kapal? Jawab syekh: kita bisa bikin kapal dengan belajar dari alam.
BACA JUGA:Saat Moeldoko Ditanya Soal Al Zaytun: Apalagi yang ditanggapi, Biasa saja
Demikian juga, apa yang telah diperbuat oleh syekh dengan kelengkapan sarana tidak lepas dari hasil pembelajaran kepada alam. Apa yang dibutuhkan oleh alam dan apa yang bisa diperbuat dari alam ini.
“Mari kita dukung bersama ajakan syekh, jadilah orang yang bisa digerakan. Jangan jadi orang yang tidak bisa digerakan. Mari kita maju, maju, terus maju. Maju membangun negara,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan perwakilan Wali Santri Jawa Barat meliputi Garut, Bandung, Sumedang, dan Bogor, Usep Saepulloh mengungkapkan, pendidikan itu bukan sebagai sebuah pengajaran.
“Pendidikan menciptakan habit atau kebiasaan hidup yang positif. Pengajaran itu ada di kelas. Pendidikan ada di seluruh area,” bebernya.
BACA JUGA:Dibongkar Oleh Pakar Komunikasi Islam, Panji Gumilang Diduga Alami Syndrome Megalomania