Jika merujuk kepada karya-karya tersebut, jelas dia, selama di Al Zaytun dirinya sudah mendapat doktrin yang lebih keras dari militer.
“Kebayang kan kami yang sekolah 24 jam selama kurang lebih 6 tahun di Al Zaytun. Bisa dikatakan telah melalui proses doktrin kurang lebih 6 kali lipat dari militer,” tandasnya.
Sehingga, lanjut dia, cara paling mudah untuk mengetahui apakah Al Zaytun mengajarkan ajaran sesat, lihat saja para alumninya. Sebab, para alumni tersebut produk nyata dari Al Zaytun.
“Jika anda punya teman alumni Al Zaytun, bisa cek kesehariannya seperti apa? Tapi jika tidak ada, mungkin bisa cek melalui media sosialnya. Apakah mereka sesat?”. Tanya dia sambil mengatakan, tapi ketimbang kepo lebih baik membaca Al Quran. Banyak manfaatnya.
BACA JUGA:Usai Diperiksa 2 Sebagai Saksi Atas Dugaan Korupsi BTS Kominfo, Dito Ariotedjo Beri Klarifikasi
Dia pun menantang, kalau ada di antara para alumni bisa dikategorikan sebagai “sesat”, ada baiknya bisa langsung tanya saja. Apakah kesesatan itu didapat selama belajar di Al Zaytun? Atau kesesatan itu diperoleh di tempat lain?
“Jika yang bersangkutan menyatakan dapatnya dari Al Zaytun, saya pribadi sungguh tertarik untuk mengetahui lebih jauh. Di bagian pengajaran dan pendidikan yang mana yang membuatnya tersesat,” pintanya.
Seperti diketahui, Miftahul Ulum belum lama ini memperoleh penghargaaan sebagai salah sayu finalis Warwick Award for Teaching Excellence (WATE) 2023.
WATE adalah sebuah ajang penghargaan yang diberikan oleh University of Warwick bagi tenaga pengajarnya setiap tahun sebagai bentuk apresiasi.
BACA JUGA:Sejumlah Pekerjaan di Seksi 4B Belum Rampung, Tol Cisumdawu Diprediksi Mundur Lagi
University of Warwick didirikan pada tahun 1965. Kampus itu merupakan anggota 24 universitas penelitian Russel Group. Saat ini, Warwick memiliki lebih dari 18.000 mahasiswa dari 120 negara.
Miftahul Ulum sangat bersyukur bisa memperoleh gelar itu. Sebab, dibanding dua tahun sebelumnya (2021&2022) menempatkan dirinya hanya sebagai salah satu nominee.
“Tahun ini bisa menjadi salah satu finalis, meski pun belum bisa menjadi juaranya,” ungkap Miftahul Ulum. (*)