Walau kedua pemilik kerbau-kerbau itu tinggal di desa yang berbeda dengan kecamatan yang berbeda pula, tetapi mereka ada dalam lingkungan yang sama. Ini dikarenakan kedua desa itu bersebelahan.
Bagi warga di kedua desa tersebut, karena banyaknya kerbau, mereka pun terbiasa dengan daging hewan itu yang melimpah. Daging kerbau itulah yang sering disajikan dalam keluarga atau acara-acara lainnya.
Khusus para wanita di Desa Battembat, selalu memiliki daging kerbau yang melimpah. Karena itu mereka dituntut untuk menghasilkan masakan dari daging kerbau yang enak rasanya.
Seiring perjalanan waktu karena tuntutan tersebut, para wanita di Desa Battembat terus berkreasi. Di antaranya menciptakan masakan yang enak. Yang terbuat dari daging kerbau.
BACA JUGA:Resep Empal Gentong Khas Cirebon, Ternyata Mudah Bikin di Rumah
Kira-kira tahun 1957 dari kreasi wanita desa itu, terciptalah satu jenis masakan baru. Mereka memasak daging kerbau menjadi empal bergulai. Makan itu tadi dimasak dan disimpan dalam gentong.
Karena dimasak dan disimpan dalam gentong itulah, akhirnya gulai itu dinamakan empal gentong. Sejak kejadian itu pula, empal gentong ada dalam masyarakat setempat.
Pada tahun 1970-an di Desa Battembat didirikan pejagalan kerbau. Pendirian pejagalan ini terkait dengan banyaknya kerbau di Desa Battembat dan Desa Panembahan desa sebelahnya.
Keberadaan penjagalan kerbau ini semakin menguatkan eksistensi empal gentong. Karena penjagalan itu menjamin ketersediaan daging kerbau sebagai bahan utama dari empal gentong.
BACA JUGA:Tabrak Median Jalan, Pick Up Terbalik di Sumber
Pada era pertama sejak kemunculaannya, empal gentong dijual dengan cara dipikul. Selain itu pada era ini empal gentong hanya dijual oleh orang dari Desa Battembat. Penjualannya pun tidak jauh. Hanya di sekitar Desa Battembat.
Tercatat nama-nama penjual empal gentong pada masa ini. Seperti Mang Kuri, Mang Talko, dan Mang Darma. Dan pada masa permulaan sejak kemunculannya, empal gentong dimasak dengan kayu asem.
Selanjutnya, pada dasawarsa 1980-an, empal gentong mengalami transformasi. Daging yang semula berasal dari kerbau berganti dengan daging sapi.
Terjadinya tranformasi ini dikarenakan daging kerbau sulit didapat. Kondisi ini diikuti dengan penjagalan kerbau yang ada di Desa Battembat yang juga berubah. Jika semula penjagalan itu penjamin keberadaan daging kerbau, beralih menjadi menjagal sapi.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Rumah Makan Empal Gentong Khas Cirebon Paling Laris, Jaminan Rasa Menggoyang Lidah
Apalagi pemilik kerbau dalam jumlah banyak itu, juga sudah tidak ada lagi. Hal itu menambah daging kerbau sulit didapat.