Menurut Satu, proses pembuatan boreh sudah dimulai sejak Bulan Safar atau satu bulan sebelum prosesi Panjang Jimat.
Pembuatan boreh diawali dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Masih kata Satu, dalam pembuatan boreh itu tak bisa dilakukan sembarang orang.
Pasalnya hanya Abdi Dalem saja yang diizinkan melakukan. Maka dari itu, sebelum melakukan pembuatan boreh, selalu diiringi dengan pembacaan doa dan tawasul.
“Tujuannya supaya dalam pembuatan boreh ini, kita ada barokah, karomah dan hidayahNya. Kita istilahnya minta wasilahnya beliau, Kanjeng Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana,” tuturnya.
BACA JUGA:Hore! Kabupaten Cirebon dan Kuningan Bakal Bangun Jalan Lingkar, Bupati Imron dan Acep Bertemu
Bahan pembuatan boreh sendiri terdiri dari beberapa jenis kayu dan rempah-rempah. Mulai dari cendana, kayu gaharu, kayu lemo, kayu tilem, adas, anyang, kayu manis, cengkeh, pala dan kapol.
Kayu cendana dan gaharu dibuat bubuk atau ukup-ukup dengan cara ditumbuk. Sementara bahan lainnya, dicacah hingga cukup halus.
Setelah itu, barulah semua bahan itu dihaluskan dengan batu. Semua proses itu, dikenal dengan sebutan mipis boreh.
“Biasanya pada tanggal 5 Mulud itu, boreh sudah jadi. Setelah itu, boreh tinggal disimpan untuk upacara adat Panjang Jimat dan dibagikan kepada masyarakat,” pungkasnya.