CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sejarah Desa Trusmi menarik untuk diulas. Kali ini, sejarah desa yang ada di Kabupaten Cirebon ini, diulas berdasarkan hasil penelitian.
Penelitian tentang Sejarah Desa Trusmi, dilakukan oleh Universitas Diponegoro Semarang yang melibatkan 3 orang dosen muda.
Hasil penelitian diberi judul 'Studi Karakateristik Akulturasi Budaya dalam Asristektur Rumah Tinggal dan Pola Tata Ruang di Desa Trusmi-Cirebon'.
Penelitian tentang Sejarah Desa Trusmi, dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat dan pengumpulan sejumlah data.
BACA JUGA:4 Jenis Salep untuk Mengatasi Eksim
BACA JUGA:9 Penyakit Kulit yang Seringkali Terjadi Pada Anak-Anak
Desa Trusmi berada di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, kurang lebih 5 kilometer dari pusat Kota Cirebon yang berdekatan dengan jalur utama Cirebon-Bandung.
Nama Trusmi merujuk pada nama seorang tokoh pendiri desa bernama Buyut Trusmi. Sebutan Buyut bermakna orang yang dituakan atau dianggap sebagai leluhur desa setempat.
Berdasarkan catatan Sejarah Cirebon (Sulendraningrat, 1984), nama Trusmi disebut sebagai nama seorang Adipati atau disebut Ki Gedeng pada masa awal berdirinya Kesultanan Cirebon sekitar 1469 Masehi.
Nama Trusmi sendiri, dipercaya sebagai pengembangan dari kata 'Terus' dan 'Semi', dengan kata lain 'terus berkembang' atau 'tumbuh'.
Dari penuturan tokoh masyarakat sekitar, Buyut Trusmi memiliki nama asli Walang Sungsang. Salah satu putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.
Walang Sungsang sendiri memiliki banyak nama, salah satunya sering disebut sebagai Pangeran Cakrabuana atau juga terkenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan.
Pangeran Cakrabuana atau Walang Sungsang, kemudian menetap di sebuah desa kecil yang menjadi asal usul Desa Trusmi.
Pada awalnya, penduduk Desa Trusmi hidup bertani dan terkenal sebagai penghasil beras dan sirih.