Konfigurasi pusat desa adalah hunian di Blok Jero pada sisi barat, Pasarean di pusat sebagai bagian paling utama. Sementara alun-alun berada di sisi selatan Pasarean
Batas antar elemen pusat desa dibentuk oleh jalan lingkungan. Khusus pada Pasarean, dibentuk oleh dinding keliling dari batu bata setinggi 2 meter.
Pada hunian Blok Jero, dibatasi oleh dinding sejenis di sisi timur. Pada sisi timur Pasarean terdapat Sungai Glagah yang mengalir dari selatan ke utara desa.
Di dalam Blok Pasarean, terdapat Bale Gede Nesan yang merupakan bangunan besar pertama di Trusmi setelah Omah Gede didirikan.
BACA JUGA:Inilah Pedoman Polri Dalam Menjaga Netralitas di Pemilu dan Pilpres 2024
Blok Jero dibagi lagi menjadi dua sub blok. Blok Jero Dalem di sebelah utara yang merupakan tempat tinggal Buyut Trusmi.
Dan sub blok lainnya di sisi selatan, merupakan hunian warga desa yang lain.
Sedangkan pada Blok Pasarean, saat ini terbagi menjadi 2 bagian. Utara adalah Makam Buyut Trusmi dan lainnya adalah bekas alun-alun yang digunakan untuk makam warga desa lainnya.
Menjelang akhir abad ke-15, Trusmi yang berkembang menjadi Kadipaten (perkotaan), akhirnya tidak memiliki posisi dalam struktur pemerintahan.
BACA JUGA:Ahok Umumkan Pengunduran Dirinya Sebagai Komut PT Pertamina: Ingin Fokus Kampanye Ganjar-Mahfud
Hal tersebut diduga ada kaitannya dengan surutnya Kesultanan Cirebon pada akhir abad ke-17.
Menjelang tahun 1800-an, mulailah tumbuh hunian-hunian baru di luar petak tradisional yang merupakan warga pendatang baru.
Warga pendatang ini, termasuk pemukiman China yang menjalankan kegiatan perdagangan.
Masyarakat Trusmi menganut agama Islam. Meski demikian, kebudayaan lokal warisan leluhur, hingga kini masih tetap dipertahankan.
BACA JUGA:Pamitan, Mahfud MD Langsung Pecat 4 Stafsus-nya di Kemenko Polhukam
Salah satunya, upacara-upacara ritual keagamaan di Komplek Makam Buyut Trusmi.