Dewi Pulunggana bersedia mengakhiri masa lajangnya, apabila ada Ki Gede atau Gegeden yang sanggup memenuhi persyaratannya.
Calon suaminya itu harus bisa menanam pohon beringin, namun pohon tersebut harus sudah berbuah dalam sehari.
Kisah tersebut mirip dengan cerita Sangkuring, diminta membuat perahu oleh Dayang Sumbi, dalam satu malam harus sudah jadi.
Diceritakan lebih lanjut, persyaratan tersebut banyak diikuti oleh beberapa Ki Gede yang kepincut dengan kecantikan Dewi Pulunggana.
BACA JUGA:7 Obat Kulit untuk Jamur yang Sangat Efektif
Mereka mencoba menanam pohon beringin, yang dalam satu hari sudah bisa berbuah. Tapi tidak seorang pun yang berhasil.
Kecuali seorang pemuda yang bernama Raden Johar, dirinya mampu memenuhi syarat yang diminta calon istrinya itu.
Disaksikan oleh Sunan Gunung Jati dan para Gegeden lainnya, Raden Johar berhasil menanam pohon beringin yang sebelum sehari sudah berbuah.
Karena penasaran dengan kesaktian Raden Johar, Dewi Pulunggana kemudian menantangnya untuk beradu tanding.
BACA JUGA:Tegas! Inilah Pesan Presiden Jokowi Sepekan Jelang Pemungutan Suara
Ternyata Dewi Pulunggana harus mengakui kehebatan ilmu yang dimiliki putra dari Sultan Matangaji tersebut.
Dewi Pulunggana pun bersedia jadi pendamping hidup Raden Johar. Mereka berdua akhirnya dinikahkan.
Pernikahan keduanya yang sama-sama memiliki ilmu kesaktian itu, dilaksanakan di Keraton Kesultanan Cirebon.
Setelah resmi menikah dengan Dewi Pulunggana, Raden Johar diangkat menjadi Patih Agung Kesultanan Cirebon oleh Sunan Gunung jati yang kemudian bergelar Ki Patih Waringin.
BACA JUGA:Isi Kekosongan Jabatan, 12 Pejabat di Kabupaten Cirebon Ikuti Uji Kompetensi Seleksi Terbuka JPTP
Mereka berdua kemudian meneruskan mengelola wilayah Bedulan yang merupakan warisan dari Nyi Mas Baduran.