"Sudah sering (gagal panen), enggak kapok, tapi nanti tanamannya diganti bukan cabai lagi," jelasnya.
BACA JUGA:Kapolsek Arjawinangun Beri Makanan dan Celana Kepada ODGJ
BACA JUGA:Bikin Wistawan Betah di Kota Cirebon: Perbanyak Destinasi dan Kolaborasi dengan Daerah Sekitar
Jika musim panen sedang bagus, Juharno bisa mendapatkan hasil melimpah dari lahan garapannya itu.
Dari lahan seluas 4.000 hektar tersebut, dirinya bisa menghasilkan panen dalam jumlah besar.
"Kalau lagi bagus, bisa panen 3 sampai 4 kwintal, tapi sekarang hanya 20 Kg," sambungnya.
Kegagalan panen yang dialami petani cabai di Kuningan, membuat harga di pasaran menjadi tinggi.
BACA JUGA:Suzuki Tambahkan Vaian Pelumas ECSTAR OIL 0W-16 SN untuk Lengkapi JIMNY 5-DOOR
BACA JUGA:Kebakaran Kios di Tukmudal Bikin Kaget Warga, Gegara Kipas Angin Masih Menyala
Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan pasokan dari petani akibat kegagalan panen tersebut.
"Ya mungkin jadi mahal, karena pasokan dari kami tidak ada," ucap Juharno.
Seperti diketahui, harga cabai merah maupun cabai rawit meroket di pasaran. Namun, petani cabai justru tidak bisa menikmati tingginya harga tersebut.
Tidak hanya cabai yang mengalami lonjakan harga, sejumlah komoditas lain di pasaran, mengalami kenaikan serupa.
BACA JUGA:Soal Pupuk Subsidi Berkurang Hingga Kendala Air, Begini Kata Distan
Selain harga cabai, beras dan telur ayam masih tinggi, ternyata harga daging ayam juga merangkak naik jelang Ramadhan tahun ini.
Dari pantauan harga yang dilakukan Kamis 29 Februari 2024, kemarin, harga daging ayam yang semula kisaran Rp35-37 ribu/kg, kini merangkak ke harga Rp38ribu/kg.