CIREBON, RADARCIREBON.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi menghadiri Focus Group Discussion (FGD) kebanksentralan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Kamis 7 Maret 2024.
Hadir sejumlah forkopimda, Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon, para Kepala Sekolah, dan para pendidik.
Kegiatan diinisiasi oleh Dewan Pendidikan Kota Cirebon yang telah berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
BACA JUGA:BNPB Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir di Cirebon Timur, Sekda Hilmy: Saya Ucapkan Terima Kasih
BACA JUGA:Kapan Penerapan VAR di Liga 1 Indonesia? Begini Jawaban PT LIB
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota mengatakan, edukasi kebanksentralan sangat penting untuk dapat memahami tugas, wewenang, dan peran Bank Sentral dalam menjaga stabilitas moneter.
"Kegiatan hari ini dapat menjadi bekal untuk para pendidik dalam memberi edukasi kepada peserta didik agar mau menumbuhkan perilaku positif yang mengamalkan nilai-nilai Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah," ujarnya.
Seperti yang diketahui, kemajuan teknologi di berbagai sektor kehidupan termasuk sektor ekonomi juga mengalami dampat dari pesatnya perkembangan teknologi.
BACA JUGA:Astra Daihatsu Gulirkan Program DAIFIT
BACA JUGA:Langgar Kode Etik Polri, Polres Ciko Pecat 3 Personil dengan Tidak Hormat
BACA JUGA:Dinsos Jabar dan Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Cirebon Timur
Hal ini dapat terlihat dari masifnya praktik penggunaan transaksi digital. Salah satu fitur bertransaksi melalui digital adalah dengan QRIS ( Quick Response Code Indonesian Standard).
Adanya transaksi menggunakan dompet digital merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi dan juga masyarakat dikenalkan dengan gaya hidup Cashless Society.
"Saya berpesan agar seluruh peserta dapat bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini sebagai bentuk komitmen untuk terlibat aktif dalam kampanye CBP Rupiah yang sedang digelorakan oleh Bank Indonesia," harapnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon, Dr H Hediyana Yusuf MM mengatakan, FGD ini untuk mengkaji terkait kebanksentralan untuk bisa masuk dalam pembelajaran muatan lokal atau kurikulum pendidikan.
BACA JUGA:Pelaku Bullying di Sumber Ada yang Berumur 10 Tahun, Korban Berumur 13 Tahun
BACA JUGA:6 Terduga Pelaku Kasus Bullying di Sumber Kabupaten Cirebon Penuhi Panggilan Polisi
"Saat ini, hampir di sekolah mulai dari SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi pembayarannya menggunakan non tunai."
"Ini yang harus kita kaji, jika kebanksentralan bisa masuk dalam materi belajar muatan lokal atau kurikulum pendidikan sehingga tenaga pendidik terlatih dan mampu mengedukasi para siswa di sekolah," ujarnya.
Sementara itu, KPw BI Cirebon Anton Pitono mengatakan, Bank Indonesia ingin mengembangkan ilmu tentang kebanksentralan ini kepada anak sekolah mulai dari SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
"Kami berharap keberadaan BI di Kota Cirebon bisa bermanfaat bukan hanya memelihara kestabilan nilai rupiah, tapi juga bisa berkontribusi dan memberikan edukasi melalui pendidikan," ujarnya.
BACA JUGA:Racun Ikan Buntal Sangat Mematikan, 1200 Kali Lebih Kuat dari Sianida
Sejauh ini, kata Anton, BI sudah melakukan sosialisasi mendasar kepada para siswa di berbagai kegiatan sekolah terkait kebanksentralan.
"Namun itu hanya hal mendasar saja, lewat FGD ini semoga ada hasil kajian terkait kebanksentralan bisa masuk dalam materi belajar muatan lokal atau kurikulum pendidikan.”
“Kami harapkan Kota Cirebon menjadi pilot project, kalau ini berhasil, kami akan coba terapkan juga di sekolah-sekolah lain, khususnya di kota dan kabupaten wilayah kerja kami," pungkasnya. (rdh)