RADARCIREBON.COM - Gempa bumi yang berpusat di lepas lantai Kabupaten Garut terasa hingga wilayah Kabupaten Kuningan hingga Cirebon.
Rupanya, getaran gempa bumi tersebut sampai ke wilayah Cirebon dan sekitarnya karena efek tapak Gunung Ciremai.
Sehingga secara akumulatif lebih dari 35 ribu jiwa merasakan getaran tempa tektonik dengan intensitas skala 5 MMI.
Menurut penjeleasan Ekliptika Institut, episentrum gempa ini berada di lepas pantai selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat sejauh kurang lebih 105 km.
BACA JUGA:Isu Kereta Anjlok di Mertapada Cirebon saat Gempa Garut, PT KAI: TIdak Ada, Hanya Diberhentikan
Magnitudo gempa 6,2 dengan ke dalaman sumber 70 km berdasarkan update kedua dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Hal ini menandakan gempa ini intralempeng. Sebab terjadi di zona intralempeng, yakni zona sedalam kedalaman 60 km hingga 300 km di belakang zona subduksi.
Berbeda dengan gempa subduksi yang lebih dangkal, gempa intralempeng umumnya terasakan dalam kawasan yang lebih luas akibat sifat perambatan gelombangnya.
Sehingga bila magnitudonya besar (M > 7,5) akan menghasilkan kerusakan dalam area sangat luas. Seperti diperlihatkan dalam Gempa Jawa 1867 (M7,8).
BACA JUGA:Sekda Jabar: Kepala Perangkat Daerah Segera Data Dampak Gempa Garut
Pada Gempa intralempeng Garut 2024 ini getaran maksimum terukur mencapai 5 MMI, yakni di pesisir Kabupaten Garut dan tapak Gunung Ciremai.
Kerusakan ringan dijumpai Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Sedangkan sebagian besar Jawa bagian barat, dengan jumlah penduduk akumulatif 54 juta jiwa, merasakan getaran 4 MMI atau setingkat lebih rendah.
Beberapa daerah (misal cekungan Bandung dan pantura Jawa Barat) mengalami efek tapak.
Sebab, batuan yang menutupi dataran ini masih sangat muda secara geologis (endapan danau berusia < 20.000 tahun dan aluvial < 10.000 tahun). Sehingga masih sangat lunak dan bersifat memperkuat gelombang seismik.
BACA JUGA:PT KAI Daop 3 Cirebon Pastikan Tidak Ada Kereta Anjlog Pasca Gempa Bumi Garut