Banjir Terjang Wilayah Barat dan Utara Kabupaten Cirebon, Staf Khusus Wapres RI Bilang Begini

Senin 08-07-2024,22:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

"Kemudian, bisa berimbas kepada persoalan kerawanan pangan, rusaknya sumber air bersih hingga kekeringan dan seterusnya kerawanan sosial dan keamanan," katanya.

Menurutnya, banjir di beberapa desa ini sendiri mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Songket yang merupakan aliran sekunder.

BACA JUGA:Gerindra Tarik Mundur dari PDIP, Koalisi di Pilkada Majalengka 2024 Kandas

"Ini salah satu contoh dampak buruk yang terjadi akibat Pemdes setempat dan Pemkab serta Pemrov belum serius memitigasi persoalan perubahan iklim dengan baik."

"Sehingga banjir terjadi di musim kemarau dan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon," ujar Ikhsan yang juga menjabat Staf Khusus Wakil Presiden RI tersebut.

Ia menerangkan, Alun-alun Desa Jagapura di mana terdapat pusat pemerintahan desa induk yakni Desa Jagapura Lor dan Kidul, serta terdapat Masjid Jami Al Muttaqin terendam setinggi paha orang dewasa. 

"Ini sangat mengherankan penduduk setempat karena di lokasi tersebut sebelumnya tidak pernah terjadi banjir. Saya yg terlahir di desa ini tidak pernah menyaksikan fenomena yang aneh ini terjadi," terangnya.

Disebutkan Ikhsan, saat ini baru hujan dadakan di musim kemarau, semua masyarakat kebingungan menghadapi fenomena cuaca yang anomali ini. 

BACA JUGA:Tiba-Tiba Pohon Besar Tumbang, Timpa 3 Mobil di Kuningan

"Apalagi bila musim hujan di bulan Oktober, November dan Desember yang curah hujannya tinggi dan terus menerus, banjir bisa terjadi lebih besar lagi dan dampaknya bakal lebih serius."

"Maka untuk menghindari resiko yang lebih luas dan besar diperlukan mitigasi persoalan dari perubahan iklim yg tidak normal ini," sebutnya.

Ia mengatakan, sebagai putera daerah yang semua leluhurnya masih tinggal di Jagapura, pihaknya ingin mengurai beberapa hal agar banjir tidak berulang.

Yaitu aliran Sungai Kumpul Kwista atau biasa disebut Kali Sikusta dan kali sekendernya segera dinormalisasi.

"Keadaan saat ini benar-benar sangat darurat. Sungai mati dan air hujan tidak bisa mengalir, karena di atas aliran sungai dibangun tempat usaha dengan beton permanen."

BACA JUGA:Duel Adik-Kakak di Kuningan Pakai Senjata Tajam, Pemicunya Soal Sepele

Sungai betul-betul mati tidak berfungsi, maka bangunan liar (Bangli) tersebut harus segera dibongkar," katanya.

Kategori :