Dengan kemandiriannya ia pun tinggal di sebuah kost dekat kampus.
"Awalnya dia tidur di aula pada hari pertama, kemudian dia kost bersama teman-teman."
"Saya menyarankan tinggal bersama saudara namun ia tidak mau karena ingin mandiri," ungkapnya.
Selama menempuh masa pendidikan, Syahrudin mengaku hanya bertemu Muhammad Yusuf sesekali saat sang anak tercinta pulang ke Jakarta di waktu libur kampus dan Hari Raya.
Sampai akhirnya, ia bisa memiliki waktu bertemu cukup lama pada saat Muhammad Yusuf usai menyelesaikan skripsinya.
Sambil menunggu waktu wisuda, ia banyak waktu di rumah karena baru kembali ke Jakarta.
BACA JUGA:Jadi Rebutan Timnas Australia dan Indonesia, Matthew Baker Beri Kode
Salah satu kegiatan rutinnya yakni membantu sang ibu berjualan lontong dan gorengan di depan rumah.
Saat itu, sudah masuk bulan Ramadan, tepatnya di hari kedua puasa. Sama seperti aktivitas sore biasnaya, Muhammad Yusuf membantu berjualan.
Kala itu ia memasang gas, namun tak disangka terjadi kebocoran gas, dan sesaat api menyambar keluar melenyapkan sebuah sprind bed.
Samabaran api pun turut mengenai Muhammad Yusuf. Syahfrudin yang saat itu hendak solat ashar di masjid, mendapat firasat tak enak.
"Gas tidak meledak, sudah dimasukkan ke ember berisi air, namun nasib memang berkata lain, Yusuf tidak selamat," jelasnya.
BACA JUGA:UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Cetak Lulusan Berkompeten
Kesedihan tentu dirasakan oleh keluarga ini. Hingga Muhammad Yusuf berpulang, ia hanya mendapatkan informasi Muhammad Yusuf akan wisuda di tahun ini namun belum mendapatkan tanggal.
Sampai akhirnya, beberapa waktu lalu, Syahrudin mendapatkan informasi dari teman-teman Muhammad Yusuf waktu wisuda.
Ia pun bersama keluarga besar datang untuk mewakili proses wisuda tersebut.