Toni menilai, perilaku yang dilakukan oleh oknum penyidik Polda Jawa Barat tersebut, telah melanggar hukum.
"Kalau memang yang dikatakan oleh keluarganya itu benar bahwa Sudirman itu masih dalam penguasaan oknum penyidik Polda Jawa Barat, maka tindakan itu melanggar hukum," tegas Toni.
Menurut Toni, penyidik sudah tidak memiliki wewenang kepada seorang terpidana yang sudah dijatuhi vonis hukuman.
"Karena penyidik sama sekali tidak mempunyai hak dan kewenangan menguasai Sudirman yang statusnya sudah terpidana," sambung Toni.
BACA JUGA:Bersihkan Sampah Liar dari Tiga Titik di Desa Kertawinangun
Dijelaskan lebih lanjut, hak dan kewenangan yang melekat di pihak penyidik, telah selesai pada tahun 2016.
"Setelah Sudirman dan kawan-kawan dilimpahkan ke Jaksa dan Jaksa telah menyatakan P21," tambah Toni.
Dengan kondisi sekarang sudah menjalani tahanan di lapas, menurut Toni, kewenangannya itu ada di Kementerian Hukum dan HAM.
"Sehingga jika penyidik masih menguasai Sudirman, harus dipertanyakan, ada apa itu?" tanya Toni.
Toni pun mendesak, Kapolri untuk turun tangan mengusut tuntas oknum penyidik yang menghalangi pihak keluarga Sudirman bertemu dengan anaknya.
"Ini sudah zaman reformasi, zaman keterbukaan informasi bukan seperti zaman orde baru, ini ada oknum, keluarga mau menemui Sudirman saja kesulitan, coba bapak Kapolri cek dan tindak jika itu benar," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sudirman salah satu terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky yang menjalani masa tahanan di Bandung, keberadaannya mistrius.
Pihak keluarga yang ingin menjeguk kondisinya, tidak mengetahui dimana pastinya Sudirman ditahan.
Hal tersebut diungkapkan Beni Indrayana, kakak kandung Sudirman kepada sejumlah wartawan ditemani Toni RM.
Beni dan pihak keluarga lainnya, tidak mengetahui lagi dimana posisi Sudriman yang tersangkut kasus Vina Cirebon ini.
Informasi terakhir menyebutkan, Sudirman menjalani tahanan di Lapas Banceuy, Bandung.