Kue Cimplo Kuliner Legend di Bulan Safar, Ternyata Miliki Simbol Ini

Rabu 14-08-2024,09:31 WIB
Reporter : Burhannudin
Editor : Tatang Rusmanta

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Kue cimplo salah satu kuliner legend yang dikenal oleh masyarakat Cirebon Raya termasuk Indramayu.

Proses pembuatan kuliner legend ini sudah menjadi tradisi. Selalu hadir di bulan Safar. 

Masyarakat Indramayu sudah mengenali tradisi ini sejak masa silam. Kemungkinan dijadikan kebiasaan oleh masyarakat umum setelah Islam tersebar luas.

Kue cimplo memang salah satu kuliner legend. Bukan sekedar makanan tapi juga simbol dari doa dan harapan pembuatnya.

BACA JUGA:Saka Tatal Membantah Kesaksian Aep dan Dede di Hadapan Penyidik Bareskrim Polri

BACA JUGA:Arta Ungkap Detik-detik Sebelum Kejadian Pembunuhan Vina dan Eky

Warga Indramayu, khususnya, meyakini bahwa kue tradisional ini merupakan simbol penolak bala yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Cimplo adalah kue sejenis apem. Bahan utamanya adalah tepung beras yang dicampur dengan ragi dan santan. Rasanya gurih dan manis. 

Soal simbolisasi dalam sepotong kue cimplo, Angga Yanuar, warga Desa Pekandangan, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, mengungkapkannya kepada Radar Indramayu.

Menurut Angga, terdapat makna mendalam yang diyakini masyarakat di balik pembuatan kue cimplo. 

BACA JUGA:Sekda Buka Job Fair, Optimis Serap Tenaga Kerja Lokal Kabupaten Cirebon

BACA JUGA:Nova Arianto Panggil 35 Pemain untuk Ikuti TC Timnas U-17 di Bali

Dia mengungkapkan, bahwa bulan Safar diyakini oleh masyarakat sebagai bulan penuh musibah.

Oleh karena itu mendorong inisiatif masyarakat untuk melakukan berbagai upaya tolak bala. Antara lain dengan membuat kue cimplo.

Sementara itu, warga Desa Bangkaloa  Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Nani Sulastri mengaku, pembuatan cimplo secara turun-temurun dilakukan oleh keluarganya. 

Kategori :