Yanti menambahkan, pasien kecanduan judi online biasanya mengalami gejala komplikasi.
BACA JUGA:Pemerintah Terbitkan Aturan Baru Perpanjangan Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Antara lain gangguan kecemasan (anxiety). Kecemasan berlebih ini biasanya akan menyerang ketika ketika tidak bermain judi online dalam kurun waktu tertentu.
“Jika dibiarkan, dampaknya dia bisa terjebak pada masalah yang lebih kompleks," jelasnya.
Yanti menyarankan agar masyarakat terlanjut kecanduan dan terjerat judi online, agar segera berkonsultasi.
Menurutnya, konsultasi dengan praktisi kesehatan jiwa seperti psikolog dan psikiater, sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih fatal.
Menurutnya, hal itu sangat dianjurkan agar pasien yang kecanduan judi online dapat penanganan yang tepat.
Dia menjelaskan, ada terapi yang bisa dijalani oleh pasien depresi akibat judi online alias judol, yakni melalui treatmen terapi kognitif.
Terapi kognitif ini, lanjutnya, akan merangsang pasien untuk mengubah pola pikir serta perilaku tidak sehat yang selama ini mereka jalani.
Pasien juga akan didorong untuk membangun strategi agar memiliki kemampuan untuk menghindari keinginan bermain judi online.
“Yakni dengan refleksi diri untuk bangkit dari lingkungan judi online. Sementara terapi medis untuk mengatasi gejala kecanduan, biasanya diberikan oleh dokter," tuturnya.
“Selain itu, pasien juga harus membangun perilaku baru yang lebih adaptif dan bermanfaat. Seperti olahraga, bersosialisasi dan melakukan hobi yang disukai, selagi bermanfaat," pungkas Yanti.