RADARCIREBON.COM - Kalimat banyak tertawa berarti akan menangis sering dikaitkan dengan pandangan psikologi Islam dan tokoh seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.
Kalimat ini mengandung makna mendalam dan menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam tertawa atau bersenang-senang.
Dalam Islam, tertawa bukanlah sesuatu yang dilarang, namun jika dilakukan secara berlebihan, bisa menjadi tanda kelalaian terhadap tujuan hidup dan mengurangi kepekaan hati.
Psikologi Islam Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa hati yang terlalu sering terhibur dan lalai cenderung menjauh dari kesadaran akan Allah. Hal ini selaras dengan hadis Rasulullah SAW:
"Janganlah kamu terlalu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati." (HR. Tirmidzi)
BACA JUGA:Kisah Ahli Maksiat yang Dicintai Allah, Bahkan Nabi Musa Diperintahkan Mengurus Jenazahnya
BACA JUGA:12 Bom Aktif di Cirebon Berhasil Dijinakan, Dibawa Pengepul ke Lapak Barang Bekas
Makna Filosofis:
1. Keseimbangan dalam Emosi: Hidup tidak hanya tentang kebahagiaan duniawi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Jika seseorang terlalu banyak tertawa dan melupakan kewajiban spiritualnya, ia bisa menjadi lalai terhadap tanggung jawabnya.
2. Kesadaran akan Kehidupan: Tertawa berlebihan sering kali membuat seseorang melupakan realitas kehidupan, seperti penderitaan orang lain, dosa-dosa, atau kematian yang pasti akan datang.
3. Perenungan dan Pengendalian Diri: Dalam ajaran Islam, menangis karena takut kepada Allah dianggap sebagai tanda keimanan yang mendalam, sedangkan tertawa berlebihan dianggap kurang bijaksana.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tertawa dalam kadar yang wajar, terutama untuk menjaga suasana hati dan hubungan sosial, juga dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri adalah seorang yang sering tersenyum, menunjukkan bahwa Islam menghargai kebahagiaan selama tidak berlebihan.
Filosofi ini mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dengan introspeksi, mengutamakan keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta tidak larut dalam kenikmatan duniawi yang sementara.
BACA JUGA:Masuk Surga Tapi Sedikit Ilmu dan Amal, Ini 5 Ajaran Imam Junaid Al-Baghdadi
BACA JUGA:Tenggelam di Sungai Kalijaga Cirebon, Bocah 10 Tahun Lompat dari Ketinggian 5 Meter