6. Cinta sebagai Landasan Ibadah
Ibnu Qayyim memandang cinta kepada Allah sebagai puncak ibadah. Dalam bukunya Raudhatul Muhibbin, ia menjelaskan bahwa cinta sejati adalah dorongan utama bagi seorang hamba untuk menaati Allah, bukan semata-mata karena takut atau berharap pahala.
7. Penyakit dan Obat Hati
Ibnu Qayyim banyak membahas tentang "penyakit hati" dalam karyanya Al-Jawabul Kafi. Ia menjelaskan bahwa hati yang lalai dari mengingat Allah adalah hati yang sakit. Obat hati adalah zikir, membaca Al-Qur'an, doa, dan amal kebaikan. Menurutnya, kebahagiaan sejati berasal dari hati yang hidup dan dekat dengan Allah.
8. Hakikat Dunia
Ibnu Qayyim sering menggambarkan dunia sebagai ladang ujian. Ia mengingatkan bahwa segala yang ada di dunia bersifat fana, dan manusia harus memanfaatkannya untuk menyiapkan bekal menuju akhirat. Menurutnya, keterikatan yang berlebihan pada dunia adalah salah satu penyebab utama kegagalan spiritual.
9. Perjalanan Spiritual (Suluk)
Ibnu Qayyim banyak membahas perjalanan manusia menuju Allah, yang melibatkan tiga dimensi utama:
Ilmu: Mempelajari agama untuk mengenal Allah.
Amal: Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Keikhlasan: Mengarahkan seluruh perbuatan hanya untuk Allah.
10. Hikmah dalam Ujian dan Penderitaan
Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa ujian dan penderitaan adalah cara Allah membersihkan dosa, meningkatkan derajat manusia, dan mendekatkan hamba kepada-Nya. Ia menyatakan bahwa setiap kesulitan memiliki hikmah tersembunyi yang hanya bisa dipahami dengan kesabaran dan keimanan.
Kesimpulan
Pandangan filosofi Ibnu Qayyim mencerminkan kedalaman pemikiran Islam yang menekankan harmoni antara spiritualitas, akal, dan tindakan.
Fokusnya adalah membantu manusia mencapai kebahagiaan sejati melalui hubungan yang kuat dengan Allah, penyucian jiwa, dan menjalani kehidupan dengan kesadaran penuh akan tujuan akhir: ridha Allah dan kehidupan abadi di akhirat.