SUMBER – Sejak awal bulan Desember 2014 sampai dengan besok (hari ini,red) , sebanyak 50 anggota DPRD Kabupaten Cirebon turun ke daerah pemilihannya masing-masing untuk bertemu dengan konstituen mereka. Untuk kali pertama, mereka mengadakan reses.
Setiap anggota dewan wajib melakukan reses. Sebab, reses merupakan kegiatan di luar masa sidang, misalnya berkumpul dengan masyarakat sebagai upaya menjalin tali silaturahmi antara anggota DPRD dengan masyarakat di tingkat bawah.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, H Mustofa SH bahwa reses yang pertama anggota DPRD Kabupaten Cirebon periode 2014-2019 merupakan momentum yang sangat baik, bagi anggota dfewan dan masyarakat, khususnya yang berada di daerah pemilihannya masing-masing. “Setelah sekian bulan jarang bersua pasca kampanye pemilihan anggota legislatif, akhirnya kita bisa bertemu dengan masyarakat secara langsung,” tuturnya.
Inilah momentum yang paling tepat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPRD yang baru saja dilantik pada bulan September lalu. Harapan yang selama ini disematkan kepada wakilnya, bisa disampaikan melalui forum reses ini. “Reses sebagai wadah komunikasi antara anggota dewan dan masyarakat. Apa yang hendak diaspirasikan, silahkan sampaikan,” ucapnya.
Kemudian, aspirasi yang ditampung pada saat reses kali ini, akan dibawa oleh setiap anggota DPRD untuk dijadikan bahan pembahasan, baik di tingkat fraksi, komisi maupun pansus agar bisa dijadikan skala prioritas pembangunan. “Tentu saja para wakil rakyat ini akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada dinas terkait agar bisa dijadikan program kerja,” terangnya.
Berdasarkan hasil reses beberapa hari ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Yuningsih MM menyampaikan bahwa peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan di wilayah timur menjadi tema besar dalam kegiatan resesnya. Selain itu, masyarakat juga mendesak agar lembaga yang dipimpinnya mampu menekan Pemerintah Kabupaten Cirebon menjalankan Perda tentang madrasah diniyah dengan baik.
Sementara, DPRD asal Dapil VI, Sophi Zulfia SH MH masyarakat mengusulkan untuk memudahkan mobilisasi masyarakat yang menderita sakit, mereka menginginkan adanya ambulance yang stand by di desa. Kemudian, soal penanganan limbah pabrik tahu yang banyak mencemari sungai dan aliran air di Desa Cipeujeuh Wetan yang sampai dengan sekarang belum ditangani secara maksimal. “Apa yang menjadi usulan masyarakat pasti akan kita bahas,” imbuhnya.
“Saya pikir reses cukup banyak manfaatnya, karena masyarakat bisa bertemu dengan wakilnya dan menyampaikan unek-unek terkait perkembangan daerah. Perkara, usulan itu direalisasi atau tidak itu relatif, karena dalam menjalankan roda pembangunan dan pemerintahan ada skala prioritas,” tandasnya. (jun/adv)