Jokowi Akui Sudah Tarik BG

Kamis 05-02-2015,09:32 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Sinyal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membatalkan pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri makin terang. Kali ini sinyal tersebut disampaikan langsung presiden melalui telepon kepada Ketua Tim Independen untuk Menyelesaikan Konflik KPK-Polri Ahmad Syafii Maarif Selasa malam (3/2). Saat dikonfirmasi hingga tengah malam kemarin (4/2), istana tidak membantah adanya komunikasi antara Presiden Jokowi dan Buya Syafii “sapaan akrab Syafii Maarif” terkait pencalonan Kapolri tersebut. Buya Syafii mengungkap adanya telepon presiden tersebut di depan peserta acara seminar di Jogjakarta kemarin. “Ya, semalam (Selasa malam) Presiden Jokowi menelepon saya dan menyampaikan keputusannya itu untuk batal melantik BG sebagai Kapolri,” kata Syafii di depan peserta seminar bertajuk “Menyambut Kongres Umat Islam Indonesia Ke-6” di Universitas Muhammadiyah Jogjakarta tersebut. Mantan ketua umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah itu mengaku senang dan segera memberi tahu beberapa koleganya melalui pesan singkat. Keputusan tersebut, menurut dia, sudah sesuai dengan aspirasi dan masukan dari Tim Independen. Wakil Ketua Tim Independen Jimly Asshiddiqie membenarkan bahwa dirinya juga menerima pesan tersebut dari Syafii. “Itu benar. Secara substansi, tidak ada yang baru, hanya komunikasi politik saja,” kata dia. Menurut Jimly, Jokowi baru akan menyampaikannya secara resmi dan terbuka setelah hasil praperadilan BG di PN Jakarta Selatan keluar. “Hanya soal waktu saja,” lanjut Jimly. Saat dikonfirmasi, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto tidak membantah pernyataan Syafii. “Pem­bicaraannya pribadi an­tara presiden dan Syafii Maa­rif. Kemudian Pak Syafii yang mengungkapkan ke publik,” jelas Andi di kompleks istana ke­presidenan, Jakarta, kemarin. Bagaimana tanggapan pre­siden? Jokowi menyatakan bahwa keputusan terkait calon Kapolri baru diambilnya pekan depan, sepulang dirinya dari lawatan ke tiga negara di kawasan ASEAN. Ketika pernyataan Syafii dikonfirmasikan, Jokowi tidak membantah ataupun mem­benarkan. Demikian juga halnya dengan konfirmasi soal informasi bahwa presiden telah menunjuk Irwasum Komjen Pol Dwi Priyatno. Dwi merupakan senior BG satu tingkat. Dia merupakan lulusan Akpol 1982. Bukannya memberikan kepastian, Jokowi kembali meminta publik menunggu. “Saya selesaikan semuanya minggu depan,” tegas Jokowi setelah membuka rakornas penanganan ancaman narkoba di Jakarta kemarin. Pernyataan itu diucapkan Jokowi dua kali di hadapan awak media. Saat ditanya sekali lagi soal alasan penundaan tersebut, Jokowi kembali mengelak. Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum memutuskan nasib BG. Apakah terkait persoalan politik dan hukum, Jokowi hanya menjawab singkat. “Dua-duanya, harus beriringan,” lanjut mantan wali kota Solo itu. Dengan demikian, masyarakat baru bisa mendapatkan kepastian siapa Kapolri baru setelah Jokowi kembali dari lawatan tiga hari ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Hanya, Jokowi tidak memberikan kepastian kapan yang dia maksud sebagai minggu depan itu. “Minggu depan itu bisa Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu,” lanjutnya. Seakan memperkuat sinyal keputusan Presiden Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno me­ngatakan, pernyata­annya yang meminta BG mundur merupa­kan akumulasi dari berba­gai opsi yang sebelumnya disam­paikan banyak pihak, terma­suk Tim Independen (Tim 9) yang dike­tuai Buya Syafii. “Jadi, opsi itu sudah muncul dari awal,” ujarnya. Pernyataan Pratikno yang meminta BG mundur tersebut sudah disampaikan Wakapolri Badrodin Haiti kepada yang ber­sangkutan. Namun, BG menyatakan menolak. Terkait hal tersebut, Pratikno mengatakan bahwa keputusan akhir memang ada di tangan presiden. “Dan itu akan disam­paikan minggu depan. Presiden tentu nanti juga akan berkirim surat ke DPR dulu,” jelasnya. NAIK PANGKAT Sementara itu, hari ini Mabes Polri akan menggelar acara rapor kenaikan pangkat bagi 12 perwira tingginya. Salah seorang yang akan naik pangkat adalah Kabareskrim Irjen Budi Waseso yang naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen. Dinding bagian depan gedung Bareskrim kemarin dipasangi spanduk berukuran 1,5 x 2 meter. Dalam baliho tersebut terpam­pang foto Budi Waseso berse­ragam dinas lengkap dengan pangkat bintang tiga di pundak. Spanduk itu bertulisan Welcome to Bareskrim, to protect and serve for justice and humanity. Dengan naik pangkatnya Budi, otomatis yang bersangkutan resmi masuk bursa calon Kapolri apabila Jokowi hendak memba­talkan pelantikan BG.”Sebab, calon Kapolri berasal dari jende­ral bin­­tang tiga. Anggota Kom­­polnas M Nasser membe­narkan hal tersebut. Menurut dia, Kompol­nas sudah mengantongi re­kam jejak Budi. “Kami sudah inten­sif memantau dia sejak jadi Kapol­da Gorontalo,” ungkap Nas­ser saat dikonfirmasi kemarin. Perlakuan serupa diberikan kepada seluruh Kapolda. Sebab, dalam beberapa tahun ke depan, sebagian dari mereka akan menjadi calon Kapolri. Meski begitu, pihaknya tetap akan melacak seluruh latar belakang Budi sejak dia menjadi bagian dari korps Bhayangkara. MELANGGAR HAM Pada bagian lain, Komnas HAM mendesak Presiden Jokowi agar pemilihan Kapolri dilakukan dengan cara terbaik. Seperti yang selama ini dilakukan terhadap calon menteri. Salah satunya dengan meminta masukan dari lembaga terkait seperti PPATK, KPK, dan Komnas HAM. (byu/dyn/owi/gun/c9/kim)

Tags :
Kategori :

Terkait