Empat Kilogram Dalam Tiga Pekan

Rabu 16-09-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Lifter putri pelatnas Sri Wahyuni Agustiani memiliki pekerjaan rumah berat menuju Prakualifikasi PON pada 3-8 Oktober mendatang di Bandung. Yuni, sapaan Sri Wahyuni Agustiani, yang biasanya turun di kelas 48 kilogram masih overweight sampai empat kilogram. Jika dihitung mundur waktu yang tersisa tinggal tiga minggu menuju Pra PON yang sekaligus seleksi nasional buat para lifter menuju kejuaraan dunia 2015 di Houston AS November mendatang. PP PABBSI menegaskan lifter pelatnas yang tersalip angkatannya di Pra PON langsung terdegradasi. Ditemui, kemarin (15/9), di Bekasi, pelatih angkat besi Kota Bekasi yang juga pelatih Yuni, Supeni,  mengakui kalau angkatan snatch dan clean and jerk Yuni belum sesuai ekspektasi. Dalam latihan kemarin, snatch Yuni ada di angka 84 kilogram sedang clean and jerk 11o kilogram. “Jauh banget dibandingkan persiapan SEA Games 2013 dan Asian Games 2014. Ketika latihan SEA Games 2013, Yuni snatch bisa 87 kilogram terus clean and jerk 118 kilogram. Lalu untuk Asian Games 2014, snatch di angka 87 kilogram lalu clean and jerk sampai 116 kilogram,” tutur Peni, panggilan Supeni. Mengenai berat tubuh yang over itu Peni tak mau memaksakan Yuni melakukan diet ketat. Yang dikhawatirkan mantan lifter nasional era 90-an itu otot Yuni akan kopong atau kosong. Berat masuk namun angkatan loyo justru berbahaya buat Yuni. Peni menjelaskan, Yuni memang tak ikut ke Tiongkok karena ingin knsentrasi latihan di tanha air. Saat berlatih di Senayan bersama rekan pelatnas lainnya, bobot Yuni melonjak sampai 57 kilogram. Yang membuat semakin pusing, angkatan Yuni hanya di angka 76 kilogram untuk snatch serta 96 kilogram di clean and jerk. “Saya tidak tahu kenapa angkatan Yuni bisa drop sekali saat di Senayan. Ketika kembali ke Bekasi dan latihan bersama saya, saya tidak mau flashback soal apa yang terjadi di Senayan. Yang lalu ya sudah. Saya katakan ke Yuni kita perbaiki bareng di Bekasi,” ucap Peni. Peran Yuni memang sangat vital dalam menjaga nama Indonesia agar tetap ada dalam peta angkat besi internasional. Selain emas SEA Games 2013 juga perak Asian Games 2014, pada kejuaraan dunia junoir 2014 Yuni meraih rangking satu. Lalu pada kejuaraan dunia 2014 yang juga prakualifikasi Olimpiade di Almatty, Kazakhstan Yuni nangkring di posisi empat dunia. Nah, ketika ditanya kepada Yuni penyebab melorotnya performa selama di Senayan, mahasiswa hukum Universitas Bhayangkari Bekasi itu berkata atmosfer kurang kompetitif. Meski dikumpulkan bareng lifter terbaik nasional lainnya, Yuni kurang mendapat atmosfer kompetisi. “Kalau di Bekasi kan ada atlet Prima Pratama juga. Jadi saya merasa ada lawan untuk dikalahkan. Di Bekasi kalau angkatan kurang bagus, malu sama temen sendiri. Semangat kompetisi saya lebih terjaga di sini,” ucap lifter berusia 21 tahun itu. (dra)

Tags :
Kategori :

Terkait