Tradisi Suraan Keraton Kacirebonan

Minggu 18-10-2015,01:10 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

PEKALIPAN- Keraton Kacirebonan melaksanakan tradisi suraan dalam menyambut tahun baru Islam 1 Muharam 1437, Kamis malam (15/10). Acara ini dimulai dengan shalat isya berjamaan di langgar alit. Dilanjutkan dengan acara wirid dan doa akhir tahun, untuk memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Sultan Kacirebonan, Pangeran Raja Abdul Ghani Natadiningrat SE mengatakan, dalam penyelenggaran tradisi malam satu sura ini mengikuti kalender aboge. Kalender ini digunakan dalam menentukan waktu datangnya acara panjang jimat, satu sura, rajab dan rewah. Kalender Aboge sudah ada sejak dulu kala, yang berpatokan pada perhitungan kalender jawa dan Islam. \"Pada tahun ini, tanggal satu sura berdasarkan kalender Aboge Jim Awal dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober, pada hari Kamis malam Jumat,\" tutur Sultan, kepada Radar, kemarin malam. Sultan menyebutkan tujuan dengan menyelenggarakan tahun baru Islam, merupakan wujud bersyukur kepada Allah. Salah satunya dengan memotong tumpeng bogana khas keraton. Nasi tumpeng bogana ini merupakan sumbangsih dari warga mengirim tumpeng kepada keraton. Biasanya dalam tumpeng bogana itu terdapat yang jumlahnya disesuaikan dengan kepala keluarga yang ada di rumah tersebut. Sementara pada malam harinya, diadakan doa, wiridan, tahlil, adzan dan doa awal tahun berkeliling keraton bersama masyarakat. \"Doa dan wirid ini berkeliling menyesuaikan arah empat penjuru mata angin, ke arah utara, selatan, barat, dan timur diwakilkan per ruangan dan lokasi di area keraton,\" tuturnya. Setelah wirid keliling, Sultan dan masyarakat berkumpul di Bangsal Prabayaksa untuk melakukan doa bersama, tahlil dan potong tumpeng. Selain menggelar doa dan wirid. Keraton juga menggelar tradisi wayang kulit. Karena satu sura bertepatan dengan malam jumat. Maka pihaknya mengundurkan pagelaran wayang kulit pada Jumat malam Sabtu. \"Dalan pagelaran itu kita juga menggelar Gamelan Denggung yang jarang dibunyikan. Kebijakan kami untuk kelestarian kita mainkan agar warisan ini bisa terjaga,\" tutur Sultan, seraya menambahkan bahwa keraton berterima kasih atas partisipasi masyarakat dan instansi pemerintah, bupati Cirebon, Danrem SGJ, kapolres, dandenpom, danlanal, PT KAI serta instansi lainya yang telah berpartisipasi dalam memberikan nasi tumpeng dan nasi bogana.(jml)

Tags :
Kategori :

Terkait