JAKARTA - Polisi kembali mengeluarkan amunisi untuk menjerat Abu Bakar Baasyir. Ustad pendiri Ponpes Ngruki, Grogol Sukoharjo itu disangka menggalang pendanaan untuk latihan militer di Aceh sebesar satu miliar rupiah. “Kalau ditotal sih, lebih dari dua miliar. Yang dari ustad Abu sendiri satu miliar, sisanya yang berhasil diungkap sebelumnya,” ujar Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ketut Yoga Ana di Mabes Polri kemarin (13/8). Dana itu digalang dari perorangan maupun organisasi. “Ini sedang ditelusuri penyidik dari organisasi apa saja dan apa motifnya,” kata Ketut. Dana itu sebagian sudah digunakan, sebagian kecil berhasil disita oleh penyidik dalam bentuk dollar dan ringgit Malaysia. Baasyir dituding sebagai tokoh yang menggerakkan orang-orang itu untuk menyumbang dana. Alasannya infaq fi sabilillah. Anjuran itu ditaati oleh para pengikutnya sebagai perintah dari amir (pimpinan). Misalnya, yang dilakukan Haris Amir Falah, Ketua Jamaah Ansharut Tauhid DKI Jakarta. Haris mengenalkan Baasyir pada Haryadi Usman dan Usman Syarif, simpatisan JAT. Keduanya pun dengan senang hati menyumbang. Haryadi setor Rp150 juta, Usman setor Rp200 juta. Ketiganya kini sudah ditahan Densus 88 sejak 6 Mei 2010. Operasional dana itu diatur oleh Luthfi Haedaroh alias Ubeid yang merupakan residivis karena pernah dipenjara dengan tudingan menyembunyikan Noordin M Top. Ubeid dalam keterangannya pada penyidik juga “mencokot” Baasyir. Menurut Kombes Ketut Yoga, pendanaan kegiatan terorisme itu menjadi salah satu dari sangkaan terhadap Baasyir. Dalam waktu dekat, berkas Baasyir akan diberikan pada jaksa peneliti karena ulama asal Jombang itu menolak menjawab pertanyaan penyidik. Sangkaan polisi itu justru ditertawakan oleh pengacara Baasyir Achmad Michdan. “Ustad itu tak punya rekening. Apalagi uang miliaran, ini jelas rekayasa polisi,” katanya. Dana organisasi JAT saja kata Michdan masih kembang kempis. “Kok disangka mengumpulkan uang miliaran rupiah. Darimana asalnya itu,” kata pengacara yang sudah mendampingi Baasyir sejak 2002 itu. Di bagian lain, Mustawan Ahbab, warga Indonesia yang ditangkap di Malaysia menurut Ketut Yoga adalah simpatisan JAT. “Sementara datanya dari penyidik yang bersangkutan memang ada kaitan dengan JAT,” kata Ketut.(rdl)
Baasyir Danai Militan Aceh
Sabtu 14-08-2010,07:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :