INDRAMAYU – Dr H Irianto MS Syafiuddin membantah telah diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat. Kepada Radar, ia mengaku belum menerima surat pemberhentian tersebut. ”Kami atas nama ketua DPD I Partai Golkar belum menerima SK tentang pemberhentian dari DPP Partai Golkar. Tetapi sebagai pimpinan partai, kami siap menerima resiko apapun jika keputusan kami dianggap melawan DPP,” kata Yance di ruang kerjanya, kemarin. Di tengah masyarakat kini beredar kabar Yance – sapaan akrab Dr H Irianto MS Syafiuddin diberhentikan dari pimpinan tertinggi Partai Golkar Jabar. Ia diberhentikan bersama sekretarisnya, Dedy Mulyadi, yang juga menjabat bupati Purwakarta. Pemberhentian Yance diduga terkait sanksi organisasi. Keduanya dinilai lalai, tidak mengindahkan perintah DPP Partai Golkar, terkait hasil Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kabupaten Bekasi. DPP sudah menginstruksikan kepada Yance dan Dedy untuk segera melantik ketua terpilih hasil Musda Partai Golkar Kabupaten Bekasi pada 12-20 Januari 2010, yaitu Darip Mulyana dan sekretarisnya, Muthada Sobirin. Namun Yance tidak melakukannya. Ia malah menggelar musda tandingan di kantor DPD Partai Golkar Jabar di Bandung yang memenangkan pasangan Neneng Hasanah dan Mahdi Syehan pada 24 Februari 2010 dan kemudian melantiknya. “Kemelut di tubuh Golkar Kabupaten Bekasi merupakan dinamika politik, dan wajar dalam berdemokrasi. Sebagai parpol besar, wajar kalau ada suatu perbedaan, namun itu hendaknya dijadikan suatu pembelajaran demokrasi,” elak Yance. Menurut Yance, persoalan di DPD Golkar Kabupaten Bekasi, merupakan bagian dari dinamika organisasi parpol. ”Silakan kita beda pendapat dalam demokrasi, namun harus mengacu kepada mekanisme organisasi. Dan, kalaupun kemudian muncul wacana pembekuan pengurus Golkar Jabar karena terkait masalah di Kabupaten Bekasi, harus melalui mekanisme yang ada,” katanya. Ditambahkan Yance, tantangan Golkar Jabar kedepan semakin berat. Karena itu ia mengharapkan persoalan tersebut tidak dibesar-besarkan. ”Sehingga kader Golkar Jabar bisa fokus untuk bekerja, beraktualisasi, dan mensukseskan program partai yang lebih menyentuh kepentingan rakyat. Jadi kami meminta kader tetap solid,” kata pria yang menjabat bupati Indramayu ini. Di tempat terpisah, Dedy Mulyadi, Bupati Purwakarta yang juga Sekretaris Partai Golkar Jabar yang ikut diberhentikan mengaku pemecatan itu belum final. “Surat DPP itu saya yakin hanya karena miskomunikasi,” katanya. Menurut Dedy, Yance selama ini memang fokus pada upaya suksesnya pemilukada di daerahnya. Dengan suksesnya pemilukada di Indramayu, Yance akan lebih leluasa menangani permasalahan di DPD Partai Golkar, termasuk memberikan klarifikasi kepada DPP Partai Golkar terkait Musda Kabupaten Bekasi. Mantan Ketua DPD Partai Golkar Indramayu yang juga mantan anggota DPR RI Drs H Ahmad Djahidin ikut mengomentari kabar tersebut. Kepada Radar, Djahidin mengaku awalnya tidak percaya begitu saja dengan kabar pemecatan tersebut, sehingga dirinya menghubungi Dr Happy Bone Zulkarnaen, selaku wakil sekretris umum DPP Partai Golkar. Happy Bone ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua DPD PG Jabar menggantikan posisi sementara Yance. ”Pak Happy Bone saat saya hubungi membenarkan kabar pencopotan Yance dari posisi ketua DPD Partai Golkar Jabar. Jadi kabar pemecatan ini bukan isu,” jelas Djahidin. Menariknya lagi, selain kabar pemberhentian Yance beredar lewat SMS, fotokopian SK pemberhentian Yance juga sudah beredar di tengah masyarakat kota mangga. Padahal DPD PG Indramayu sendiri, termasuk Yance yang tinggal di Indramayu mengaku belum menerima SK tersebut. (dun/mak)
Merasa Masih Ketua Golkar
Senin 23-08-2010,07:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :