Tragedi BAS Jilid II

Minggu 30-09-2012,08:44 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Pesawat Bravo As- 202 Jatuh, Pilot dan Copilot Tewas BANDUNG - HUT ke-202 Bandung kali ini memakan korban. Pesawat berjenis Bravo As-202 jatuh dan menabrak kantor Persatuan Istri Angkatan Udara (PIA) Ardya Garini, saat melakukan atraksi akrobatik pada agenda Bandung Air Show (BAS) HUT Kota Bandung, kemarin. Pilot serta copilotnya tewas saat kejadian, kemarin (29/9). Ini merupakan tragedi berdarah jilid II. Pasalnya pada penyelenggaraan BAS pertama tahun 2010 lalu, tragedi yang hampir sama dan menewaskan satu pilot bernama Alexander Supelli, ketika pesawat Decathlon yang dikemudikannya menghunjam bumi saat atraksi pada 24 September 2010. BAS sendiri menjadi salah satu agenda dua tahunan Kota Bandung. Dalam acara tersebut, Kota Bandung bersama PT Dirgantara Indonesia dan TNI AU bekerjasama memamerkan berbagai jenis pesawat yang dimiliki Indonesia untuk dipamerkan di hadapan warga Bandung. Bukan hanya itu, berbagai atraksi pesawat pun menjadi salah satu tontonan yang paling ditunggu-tunggu warga setiap even BAS. Sayang, dari dua kali penyelenggaraan, BAS selalu memakan korban jiwa, dan keduanya terjadi ketika atraksi pesawat berlangsung. Pesawat Bravo 202 yang diterbangkan Marsekal Pertama Purnawirawan dr Norman Lubis (pilot)  dan Letnal Kolonel Tony Hartono (copilot) tersebut pada Sabtu (29/9) naas itu, memang sedang mempertontonkan kehebatannya bermanuver dan terbang rendah. Seorang pengunjung Deni (25), yang sedang menonton atraksi BAS mengatakan, dirinya sempat melihat pesawat atraksi. Saat itu sekitar pukul 11.20, pesawat melakukan manuver naik secara vertikal dan ketika turun kehilangan kendali dan jatuh serta menimbulkan suara keras dan terlihat gumpalan asap. \"Saya sedang melihat atraksi tapi tiba-tiba terlihat pesawat seperti kehilangan kendali dan jatuh,\" katanya saat ditemui di Kompleks Perumahan Milenium Regency, Sabtu (29/9). Di lokasi kejadian, tampak arus masuk maupun keluar di kompleks Litbang TNI AU Husein Sastranegara ramai karena dikerumuni warga yang ingin melihat serta tampak beberapa mobil pemadam kebakaran hilir mudik menuju lokasi untuk evakuasi. Menurut Amran (31), siang itu dirinya sedang bekerja dan terlihat ada asap hitam yang membumbung maka dia segera keluar kantornya untuk melihat ke lokasi. \"Saya langsung menuju lokasi kejadian dan benar ada pesawat jatuh,\" katanya. Sementara itu, penyebab tragedi jatuhnya pesawat latih Bravo As-202 pada Bandung Air Show (BAS) 2012, akan diusut. Pengusutan akan melibatkan tim dari Mabes AU (Angkatan Udara) dan Fasi(Federasi Aerosport Indonesia). \"Untuk menyelidiki tragedi jatuhnya , pesawat ini, kami  sudah berkoordinasi dengan pihak terkait,\" ujar Danlanud Husen Sastranegara Kolonel Pnb Umar Sugeng Hariyono menjelaskan, kepada wartawan dalam konferensi pers di Lanud Husen Sastranegara. Menurutnya, kedua tim tersebut telah bertolak dari Jakarta dan segera menuju lokasi jatuhnya pesawat di kantor Persatuan Istri Angakta Udara(PIA) Ardya Garini  di lingkungan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU(Dislitbangau). Ditanya mengenai dugaan sementara jatuhnya pesawat tersebut, Umar belum bisa memastikannya, pasalnya hal tersebut harus menunggu hasil penyelidikan tim.  “Kami belum tahu sampai kapan (penyelidikan). Ini semua butuh cukup waktu. Tapi kami inginnya segera,” katanya. Ditemui di tempat yang sama, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, penyelidikan akan dilakukan oleh pihak TNI AU. Namun, jika dibutuhkan, pihaknya dengan senang hati akan membantu. “Tapi kalau kita (Polri) dibutuhkan, kami juga siap membantu,” tuturnya. Dari informasi yang dihimpun, pesawat Bravo As-202 adalah buatan Swiss tahun 1976. Pesawat tersebut, kini digunakan oleh Fasi sebagai pesawat latih yang terbang pada Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya. Sementara itu, Walikota Bandung, Dada Rosada mengatakan, ikut prihatin atas tragedi ini.  \"Secara pribadi dan atas nama seluruh warga Kota Bandung, saya menyampaikan rasa prihatin saya,\" ujar Dada. Dada mengaku sangat menyesalkan atas kejadian itu, karena sebenarnya even BAS ini merupakan penyempurnaan dari evens sebelumnya. \"Sebenarnya ini sudah dikhawatirkan terjadi, tapi ya akhirnya terjadi juga,\" akunya. Harapan Dada, masyarakat tetap percaya terhadap dunia penerbangan di Indonesia, karena tragedi ini akan diusut. Untuk santunan kepada korban, Dada mengaku sudah mempertimbangkannya namun tetap harus dibicarakan terlebih dahulu. Namun, yang pasti, bagi Dada korban meninggal sebagai pahlawan, yang menunjukkan rasa cintanya terhadap Kota Bandung. (cr1/mur)

Tags :
Kategori :

Terkait