CIREBON – Kondisi pergerakan tanah di lokasi amblasnya jalan penghubung Cirebon–Kuningan masih terus terjadi. Meskipun tidak masif, namun curah hujan yang masih sering terjadi dan jalan yang masih digunakan untuk lalu-lalang kendaraan berat, dikhawatirkan semakin parah. Bahkan jika dibiarkan terus menerus, jalan yang ada sekarang bisa saja putus karena tak kuat menanggung beban. Hal tersebut dikatakan aktifis lingkungan dari Petakala Grage, Dedy Majmoe kepada Radar Cirebon (grup radarcirebon.com), kemarin (27/4). Seharusnya, kata dia, pihak terkait fokus kepada upaya meminimalisir dampak yang timbul dan mengurangi risiko terjadinya longsor susulan. “Kalau kendaraan berat dibiarkan lewat, risikonya kan menjadi lebih besar. Masa mau nunggu jalan putus dulu baru kendaraan berat dilarang lewat sih? Siapa yang tanggung jawab kalau ada apa-apa?” ujarnya. Sementara itu, sejumlah pekerjaan terus dikebut agar jalan bisa dilintasi. Namun untuk sisi jalan yang berada di samping Sungai Cisanggarung, tidak akan dilewati kendaraan untuk meminimalisir risiko. Agar bisa dilintasi, sisi bahu jalan delat Bukit Ajimut atau Maneungteung dikeruk dan diratakan untuk kemudian dihotmik. Nantinya, bahu jalan tersebut untuk sementara waktu menunggu proses perbaikan tembok penahan tebing (TPT). “Kita ratakan dan dihotmik. Kalau sudah, nanti tetap diatur lalulintasnya. Harus bergantian sambil menunggu proses perbaikan TPT,” ujar Dana, koordinator lapangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat saat ditemui Radar Cirebon kemarin. (dri)
Agar Bisa Dilintasi, Bahu Jalan Waled-Kuningan Dikeruk
Jumat 28-04-2017,11:35 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :