Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Butuh Intervensi Bulog

Senin 17-07-2017,10:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Petani bawang merah di sejumlah daerah tengah gelisah. Seminggu terakhir, harga jual bawang merah turun drastis. Akibatnya, sejumlah petani mengaku mengalami kerugian. Hal tersebut diakui Nasuha (40), salah satu petani bawang di Desa Tersana, Kecamatan Pabedilan saat ditemui Radar, Minggu (16/7) kemarin. Dijelaskannya, salah satu faktor penyebab anjloknya harga bawang adalah melimpahnya stok bawang merah di pasaran. Kondisi tersebut otomatis mereduksi harga bawang di tingkat petani, sehingga tidak sedikit petani yang mengalami kerugian. “Sekarang untuk bawang merah kering (sudah dijemur, red) itu, Rp15 ribu. Kalau basah lebih murah lagi. Seminggu terakhir harganya anjlok,” ujarnya. Seminggu lalu sebelum harga bawang turun, di tingkat petani harga perkilonya masih di kisaran Rp20 ribu. Namun seiring dengan waktu panen yang hampir berbarengan di sejumlah daerah, membuat stok bawang melimpah dan harga bawang di pasaran mengalami penurunan. “Saat ini, harga bawang merah turun drastis. Di tingkat petani hanya dihargai Rp15 ribu. Kita tidak bisa simpan karena bawang-bawang ini mesti segera terjual untuk nutup utang pas tanam kemarin,” imbuhnya. Kondisi yang dialami sejumlah petani di pelosok Cirebon ini, mengundang keprihatinan dari sejumlah elemen masyarakat. Salah satunya aktivis Cirebon Timur, Adang Juhandi. Menurutnya, untuk mengamankan harga jual petani agar tidak merugi, Bulog salah satu BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah harus turun dan mulai membeli bawang-bawang petani sesuai harga standar pasar. “Jadi begini. Pemerintah harus ada di persoalan ini. Jangan ketika harga komoditi merangkak naik, kemudian pemerintah melakukan pembatasan harga. Tapi ketika harga komoditi mulai turun dan anjlok, tidak ada upaya untuk menyelamatkan petani. Harus seimbang dong,” ungkapnya. (dri)      

Tags :
Kategori :

Terkait