Sudah Cetak Undangan Nikah, Riyan Tewas Dianiaya Awak Bus PO Bhinneka

Rabu 19-07-2017,17:45 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON- Mata Siti Masnani (43) terlihat memerah. Sudah sejak Selasa siang (18/7) tangisnya tak kunjung reda. Gurat kesedihan pun masih terlihat jelas ketika Radar Cirebon mendatangi kediamannnya di Blok Sidapurna, Desa Kasugengankidul, Kecamatan Depok, Rabu dini hari (19/7). Siti rupanya baru saja ditinggal pergi untuk selamanya oleh anak sulungnya Riyan Hardiansyah (21). Bukan kematian yang ia tangisi. Tapi cara anaknya pergi tersebut yang membuatnya sedih. Rian tewas di RS Mitra Plumbon Selasa siang (18/7) sekitar pukul 12.30 WIB setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB. Dia mengeluhkan sakit pada bagian kepala dan dada setelah diduga dianiaya oleh sejumlah orang. “Sempat ditangani tim dokter, tapi terus memburuk, lalu pukul 10 siang sudah pasang selang oksigen. Gak lama kemudian sudah tak terselamatkan,” ujar Siti. Padahal menurut Siti, bulan depan tepatnya tanggal 28 Agustus 2017 anaknya naik pelaminan. Segala sesuatu sudah dipersiapkan. Dari mulai barang-barang keperluan seserahan hingga cetak undangan yang tinggal disebar. “Kalau sehari-hari jualan ketoprak di Rajagaluh, Majalengka. Saya juga tidak tahu penyebabnya apa karena yang ngurus semua bapaknya,” imbuhnya. Diceritakan Siti, Senin (17/7) sekitar pukul 07.00 WIB ia menerima telepon dari sekuriti PO Bhinneka Kedawung. Saat itu sekuriti tersebut memberitahu Riyan ada di garasi perusahaan tersebut dan minta pihak keluarga untuk segera datang. “Akhirnya berangkat, pihak pemdes dan bapaknya. Ke sana kurang lebih empat orang. Pulang itu sekitar jam 10 siang, kondisi parah, babak belur, sekujur badannya memar-memar. Ada tapak sepatu di wajah sama di bagian dada,” tuturnya. Namun demikian, ia tak berani bertanya kepada suaminya. Riyan pun sama. Sejak pulang pada Senin (17/7) hingga akhirnya dilarikan ke RS Mitra Plumbon pada Selasa (18/7) tidak bisa bicara banyak. Ia hanya sering mengeluh seluruh badannya sakit, dadanya sesak, dan terus merintih menahan sakit. Selain Riyan, saat ini salah satu tetangganya, Suhendra (21) juga dalam kondisi kritis dan dirawat di RS Pelabuhan. Lukanya pun hampir sama. Namun Siti juga belum melihat langsung kondisi teman Riyan tersebut karena masih sibuk mengurusi proses pemakaman dan tahlilalan. “Temannya masih kritis, dirawat. Belum bisa cerita juga. Kalau yang saya dengar kejadiannya Senin dini hari, dia dibawa masuk ke bus dan disekap di garasi bus,” tuturnya. Pihak keluarga sudah ke Polres Cirebon Kota untuk membuat laporan. Sementara itu, Ita Warna Asih yang merupakan calon istri Riyan, mengatakan bertemu terakhir kali dengan korban pada Minggu (16/7). Selebihnya komunikasi hanya berlangsung lewat handphone. ”Dia tidak bilang ke saya mau ke mana. Tapi saya sudah nyuruh dia buat istirahat, di rumah saja,” ungkapnya. Ita pun pasrah, berharap para pelaku yang melakukan penyekapan dan penganiayaan hingga korban meninggal dihukum dengan hukuman yang setimpal. “Saya minta pelakunya ditangkap, pelakunya dihukum. Kok sampai tega begitu,” pungkasnya. (dri /den)

Tags :
Kategori :

Terkait