Potensi Garam Belum Digarap Maksimal, Nasihin: Perlu Bikin BUMD 

Rabu 19-07-2017,20:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Petani garam di Cirebon baru memulai proses panen setelah sekian lama libur akibat hantaman cuaca buruk. Hal ini tidak mengherankan jika harga garam di tingkat petani tinggi karena stoknya terbatas. Petani garam Desa Waruduwur Kecamatan Mundu, Mulyana (45) mengatakan, saat ini harga di tingkat petani Rp2.500 per kilogram. Angka tersebut jauh lebih mahal dari musim panen terakhir di Cirebon pada 2015 lalu, yang dihargai Rp400 sampai Rp800 per kilogram. “Sudah setahun lebih tidak produksi. Ini panen perdana. Stok masih sedikit, makanya harga garam mahal,” ujarnya, kemarin. Diakuinya, garam krosok yang diproduksi mayoritas petani Cirebon, rata-rata tidak dijual untuk kebutuhan rumah tangga. Garam-garam tersebut selanjutnya dijual untuk kebutuhan industri melalui pengepul atau bakul. “Kalau untuk garam dapur lebih halus. Ini garamnya agak kasar. Biasanya untuk industri, dari mulai pabrik pupuk dan lain-lain. Cara menjualnya ke pengepul, sudah ada yang siap menampung,” imbuhnya. Namun, dia masih ketar-ketir karena menjamurnya garam yang dipanen. Lambat laun akan mereduksi harga dan akan merugikan petani. “Kalau sudah panen raya, mulai jatuh harganya. Pernah sampai satu kilo hanya dihargai Rp200,” paparnya. Dia pun berharap agar pemerintah daerah bisa membuat jaring pengaman untuk petani garam. Salah satunya adalah dengan cara menentukan harga standar garam. “Harusnya ada harga standar sehingga petani punya kepastian. Tidak gelisah. Ini kan sudah berulang-ulang. Ketika garam langka, maka harga naik. Tapi ketika garam melimpah, maka harganya pasti jatuh,” tukasnya. Sementara itu, salah satu tokoh Cirebon, Nasihin Masha mengatakan bahwa saat ini potensi garam yang ada di Cirebon belum tergarap secara maksimal. Dia mencontohkan keberadaan lahan garam. Di mana, saat ini Cirebon menjadi salah satu daerah dengan luas lahan garam terbesar se-Indonesia. “Harus mulai dimaksimalkan dari sini. Harus dikelola dengan profesional. Kalau perlu bikin BUMD yang khusus mengelolanya. Goal-nya adalah garam dari Cirebon bisa memenuhi kebutuhan nasional tanpa harus impor dan bisa menyejahterahkan masyarakat,” katanya. (dri)  

Tags :
Kategori :

Terkait