Nih Lihat, Dampak Negatif Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan

Kamis 24-08-2017,14:01 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Musibah banjir bandang akibat luapan Sungai Cijangkelok yang melanda kawasan Cibingbin beberapa waktu lalu rupanya belum menyadarkan warga sekitar tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama kebersihan sungai dari sampah. Buktinya, masih banyak warga yang menjadikan sungai tersebut sebagai tempat pembuangan sampah hingga menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap. Seperti terlihat di bawah jembatan Sungai Cijangkelok yang menjadi perbatasan antara Desa Sukaharja dan Sindangjawa, tumpukan sampah menghiasi dasar sungai yang mulai kering akibat kemarau. Berbagai macam sampah buangan warga terlihat mengotori aliran sungai tersebut mulai dari sampah dapur, pakaian bekas hingga popok bayi. Ketua Karang Taruna Desa Sukaharja Aris Boby mengatakan, kebiasaan warga membuang sampah tersebut sebenarnya sudah berlangsung lama sebelum kejadian bencana banjir bandang pada pertengahan bulan Januari 2017 lalu, dan berlanjut hingga sekarang. Selain karena kurangnya kesadaran warga tentang dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan buruk tersebut, alasan warga memilih membuang sampah ke sungai juga disebabkan karena tidak adanya fasilitas tempat pembuangan sampah di daerah tersebut “Tumpukan sampah tidak hanya terjadi di bawah jembatan ini saja, tapi juga di beberapa titik pinggir sungai yang berdekatan dengan pemukiman warga. Sebabnya bukan hanya karena kurangnya pemahaman warga tentang menjaga kebersihan sungai, tapi juga tidak tersedianya fasilitas tempat pembuangan sampah sementara (TPS) maupun akhir (TPA) di daerah Cibingbin ini,” kata Aris kepada Radar. Menurut Aris, kondisi ini diperparah dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah desa sekitar sungai dan juga Kecamatan Cibingbin termasuk dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk menangani persoalan sampah tersebut. Akibatnya warga pun tidak mempunyai beban untuk membuang sampah ke sana. “Tidak ada papan peringatan ataupun larangan membuang sampah ke sungai di jembatan ataupun sekitar pemukiman warga. Kalaupun dipasang, akan percuma jika tidak disediakan tempat pembuangan sampah yang resmi dari pemerintah sebagai solusinya,” kata Aris. Sebagai Ketua Karang Taruna Desa Sukaharja, Aris mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk menyadarkan warga agar tidak membuang sampah ke sungai. Hanya saja, setiap hari dia selalu menyempatkan untuk membakar sebagian sampah di bawah jembatan dan beberapa titik lain untuk mengurangi jumlahnya agar tidak semakin menumpuk dan membahayakan ketika musim hujan tiba. Atas kondisi ini, Aris hanya berharap ada perhatian dari pemerintah desa atau kecamatan Cibingbin termasuk Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mencarikan solusi menangani persoalan sampah di daerah Cibingbin tersebut. Aris berkeyakinan, banyak warga Cibingbin yang mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dan mau diajak tertib untuk tidak membuang sampah ke sungai asalkan fasilitas tempat pembuangan sampah tersedia. “Warga sangat trauma dengan kejadian banjir luapan Sungai Cijangkelok beberapa waktu lalu dan salah satu penyebabnya adalah tersumbat sampah. Namun menjadi dilematis, ketika warga dihadapkan dengan persoalan sampah sehari-hari tetapi tidak ada tempat penampungannya, sehingga mereka terpaksa menjadikan sungai sebagai solusinya,” kata Aris. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait