Pariwisata Geopark Ciletuh Akan Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Senin 28-08-2017,20:35 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KAB. SUKABUMI– Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) meminta agar segala informasi tentang pariwisata di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu didigitalisasi. Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di geopark ini bisa tersebar luas dan cepat. Wagub Demiz mengungkapkan hal tersebut saat membuka Festival Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu 2017 di GOR Tinju Palabuhanratu, Jl A Yani, Desa Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Minggu (27/8). Tarian tradisional khas Palabuhanratu menjadi ucapan selamat datang sekaligus membuka rangkaian acara Ciletuh-Palabuharatu Geopark Festival 2017 dengan slogan “Culture Meet Nature”. “Karena itulah bagaimana sebetulnya sebuah kawasan pariwisata tadi itu harus ada digitalisasi ke depan. Informasi tentang kepariwisataan tadi harus terinformasikan dengan cepat kepada siapa saja,” ujar Demiz dalam sambutannya. Sebaran informasi melalui digital atau internet — terutama sosial media memberikan dampak signifikan terhadap wisata di Ciletuh-Palabuhanratu. Demiz mengatakan pihaknya tidak menyangka karena berbeda dengan tiga tahun lalu kini kawasan Ciletuh dan Palabuhan bisa lebih ramai terutama di akhir pekan. “Bahkan ada informasi di Palangpang sekarang setiap akhir pekan sampah itu numpuk. Harus tetap jaga lingkungan juga ya,” pinta Demiz. Segala hal informasi yang berkaitan dengan tempat wisata, potensi seni dan budaya, juga agenda seni dan budaya di Ciletuh-Palabuhanatu harus terintegrasi dengan baik. Aksesibilitas informasi melalui digital ini sangat penting, sehingga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan informasinya. Selain kemudahan akses informasi, infrastruktur fisik juga perlu didorong agar terus dibenahi. Lebih lanjut, Demiz mengatakan pihaknya tengah mendorong semua pihak agar secepatnya mendirikan beberapa homestay atau tempat singgah bagi wisatawan. “Program homestay sedang diluncurkan sekarang. Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Akan ada bantuan dari pusat, agar masyarakat di sini bisa mengelola homestay, pinjaman dari Pemerintah Pusat,” ungkap Demiz. “Makanya homestay perlu cepat dibangun agar ada partisipasi masyarakat di dalamnya. Bukan hotel-hotel besar. Jangan sampai yang menikmatinya (keuntungan ekonomi) bukan masyarakat Ciletuh dan Palabuhanratu sendiri,” lanjutnya. Konektifitas juga perlu terus dibenahi melalui infrastruktur jalan. Demiz mengaku Presiden Jokowi pernah berjanji akan mempercepat penyelesaian pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada 2019, selain Tol Jakarta-Bogor-Palabuhanratu (Jagoratu). Apabila Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi selesai akan memperpendek waktu tempuh menuju ke Sukabumi. “Untuk jalanan di dalam ini (akses jalan menuju lokasi wisata) juga kita kasih bantuan besar. Rp211 Miliar, di luar CSR yang ada, itu hanya untuk jalan. Jalanannya makin baik dan ada jalan baru. Dari Loji ke Puncak Darma. Jadi dari sini (Palabuhanratu) ke Puncak Darma cuman satu jam,” tukas Demiz. Selain jalan tol, Pemprov Jawa Barat juga mendorong agar di Ciletuh atau Palabuhanratu bisa dibangun bandara. Namun, Kementerian Perhubungan menurut Demiz minta alternatif lokasi lain untuk pembangunan bandara selain di Citarate. “Sebab ini (bandara) bisa melayani masalah pemerintahan dan juga kepariwisataan. Mudah-mudahan kalau itu ditetapkan kalau itu ada lokasi yang kita ajukan, tahun depan bisa kita mulai bangun. Alternatifnya di Citarate atau Cikembar,” tutur Demiz. Pada kesempatan ini, Demiz juga minta pengelolaan tempat wisata terus dibenahi. Dia mencontohkan pemberlakuan tarif berbagai fasilitas di Pantai Palampang harus wajar dan tidak boleh sesukanya, seperti untuk homestay, produk makanan, tempat parkir, dan lainnya. “Saya dengar karena banyak pengunjungnya tempat sampahnya tidak memadai. Atau mungkin tempat sampahnya harus ada pengelolaan sampah yang harus dilakukan oleh masyarakat sendiri. Juga harga (tarif) jangan naik-naikan sesukanya. Seolah-olah memeras para pengunjung. Nanti lama-lama cuman Palangpang yang sepi,” pungkasnya. CGF 2017 ini menghadirkan Parade Helaran yang menampilkan berbagai kreasi seni dan budaya dari beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Selain itu, digelar juga pameran produk-produk makanan juga kerajinan tangan khas Ciletuh dan Palabuhanratu. (dia/pojoksatu/jpnn)  

Tags :
Kategori :

Terkait