Aset Perbankan Capai Rp23,08 T

Selasa 20-11-2012,09:53 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Pertumbuhan BPR Melambat CIREBON - Kinerja perbankan di wilayah III Cirebon pada triwulan 2 tahun 2012 tumbuh signifikan. Baik penghimpunan dana atau penyaluran kredit (pembiayaan). Momen tahun ajaran baru dan liburan bertepatan dengan awal Ramadan lalu, mendorong tingginya aktivitas ekonomi, konsumsi masyarakat serta peningkatan transaksi pembiayaan tunai atau non tunai. Pimpinan Bank Indonesia Cirebon, Syarifuddin Bassara menerangkan, perkembangan aset perbankan triwulan 2 tumbuh hingga 20,20 persen. Terutama aset bank umum, sedangkan pertumbuhan aset BPR mengalamai perlambatan. Secara nominal total aset perbankan mencapai Rp23,08 triliun. “Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank konvensional meningkat dibanding triwulan pertama yakni Rp20,10 persen,” terangnya kepada Radar, kemarin (19/11). Bank konvensional berhasil menghimpun dana hingga Rp13,80 triliun atau tumbuh Rp744,80 miliar dibanding triwulan sebelumnya. Ini dipicu meningkatnya penghasilan masyarakat yang berdampak pada peningkatan jumlah dana masyarakat di perbankan. Pertumbuhan tertinggi pada giro 41,78 persen, tabungan 21,55 persen dan deposito 20,10 persen. Berdasarkan kelompok bank, bank swasta mengalami penurunan 4,87 persen sedangkan bank pemerintah tumbuh 26,62 persen dibanding triwulan lalu.   Syarifudin mengungkapkan pertumbuhan kredit sektor produktif lebih tinggi dibanding kredit konsumtif. Total outstanding kredit bank konvensional di wilayah Cirebon Rp16,91 triliun, sedangkan kredit produktif Rp9,20 triliun. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi disektor investasi yakni Rp55,36 persen. Sedangkan penggunaan modal kerja 22,10 persen dan konsumsi 16,49 persen. “Secara keseluruhan kredit pada bank konvensional tumbuh 22,05 persen pada triwulan dua,” jelasnya.   Dominasi kredit investasi disebabkan beberapa faktor yakni, pembiayaan pada sektor konstruksi (gedung dan perumahan sederhana) dan transportasi pergudangan dan komunikasi (angkatan laut domestik, angkutan jalan untuk barang dan angkutan jalan tidak dalam trayek untuk penumpang). Sedangkan sub sektor terjadi pada jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta penyedia akomodasi (hotel dan restoran).   Syarifuddin menambahkan sektor unggulan di wilayah Cirebon cukup menjanjikan. Pertumbuhan kredit tertinggi masih didominasi pertanian hingga 138,16 persen. Angka tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi lima tahun terakhir. Imbas dari adanya panen, kredit perkebunan tebu, jasa peternakan, perkebunan serta kredit pembibitan dan budidaya unggas. “Kondisi ini sangat menggembirakan dalam lima tahun terakhir. Artinya, pertanian kembali dilirik sebagai sektor potensial,” tandasnya. (tta)

Tags :
Kategori :

Terkait