Pemusnahan Uang Kertas Menurun, Temuan Uang Palsu Meningkat
CIREBON - Arus uang masuk dan keluar (outflow/inflow) di wilayah III Cirebon mengalami perlambatan dibanding triwulan lalu. Namun secara tahunan arus uang keluar (outflow) tumbuh signifikan. Outflow masih tumbuh di atas 100 persen yakni 138,74 persen dengan rata-rata harian uang keluar mencapai Rp25,45 miliar. “Sementara uang masuk (inflow) secara tahunan hanya meningkat 18,45 persen dengan rata-rata harian Rp42,67 miliar,” ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Cirebon, Syarifuddin Bassara.
Hasil ini, kata dia, menyebabkan penurunan net inflow di wilayah III Cirebon. Dimana kondisi ini mencerminkan lebih besarnya aliran uang masuk ke wilayah III Cirebon dibanding uang keluar. Net inflow turun hingga 29,27 persen menjadi Rp17,22 miliar (rata-rata harian). Penyebabnya beragam, salah satunya berkembangnya ekonomi dan bisnis Cirebon saat ini.
Penurunan jumlah arus uang masuk ke wilayah III Cirebon berdampak pada penurunan jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang dimusnahkan KPw Bank Indonesia Cirebon. UTLE yang sudah dimusnahkan akan diganti dengan Uang Layak Edar (ULE) yang baru. Pada triwulan ke 2 tahun 2012, jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) atau pemusnahan uang kertas menurun, baik secara nominal maupun jumlah bilyet.
Syarifuddin menjelaskan jumlah bilyet uang yang melewati proses PTTB menurun hingga 41,45 persen. Penurunan ini berdasarkan uang pecahan besar yakni, pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu dan Rp20 ribu. Dalam rangka meningkatkan kualitas ULE di masyarakat, BI gencar melakukan sosialisasi tentang cara memperlakukan uang dengan baik dan benar yaitu melalui kampanye Didapat, Disimpan, Disayang (3D). “Tim kami punya agenda rutin mengadakan sosialisasi di wilayah III Cirebon,” jelasnya pada Radar, kemarin.
Sementara rasio temuan uang palsu (upal) dibanding jumlah inflow-outflow serta jumlah kas perbankan di wilayah III Cirebon mengalami peningkatan dari 0,000015 menjadi 0,000016 pada triwulan II. Syarifuddin menambahkan rasio ini menunjukkan bahwa hanya ditemukan 16 lembar upal jika dibandingkan satu juta lembar uang tunai yang diedarkan KPw BI Cirebon. “Untuk menekan peredaran upal kami juga melakukan sosialisasi soal ciri- ciri keaslian rupiah pada berbagai pihak, termasuk kerjasama dengan pihak kepolisian untuk meredam peredarannya,” pungkas dia. (tta)