Walah, Panen Musim Tanam Kedua Diprediksi Turun

Kamis 19-07-2018,15:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Musim tanam kedua tahun 2018, nampaknya tak sesukses musim tanam pertama. Pasalnya, ribuan hektare areal persawahan mengalami keterlambatan tanam. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon Tasrip Abu Bakar menyampaikan, musim tanam pertama sekitar 52.000 hektare areal persawahan sukses ditanam dan dipanen. Namun di penghujung musim tanam kedua hanya 45.000 hektare yang ditanam. \"Sebagian wilayah timur yang paling parah kekeringannya. Untuk wilayah tengah dan barat, padi sudah mulai menguning. Artinya, kedua wilayah ini akhir Juli mudah-mudahan bisa panen,\" ungkap Tasrip kepada Radar Cirebon. Menurutnya, hasil produksi panen musim tanam kedua di kawasan yang rawan kekeringan, diprediksi menurun sekitar 30 persen. \"Iya dilihat dari prediksi, sepertinya menurun dibanding masa tanam atau panen pertama. Tapi tidak separah tahun lalu,\" katanya. Sementara itu, salah seorang petani di Klangenan, Khaerudin yang memiliki sawah kurang produktif mengaku, untuk menyiasati kekeringan dengan menanam tanaman yang membutuhkan sedikit air. Seperti menanam kangkung, jagung, dan sawi. Pasalnya, pasokan air dari sumber air di areal  persawahannya itu terhenti akibat kemarau. \"Ya lebih cocoknya holtikultura atau palawija,\" jelasnya. Untuk kebutuhan air,  dia mengalirkan air dari sumur di tengah persawahan menggunakan bantuan pompa. \"Satu minggu saya alirkan air dua sampai tiga kali,\" ujarnya. Setiap musim kemarau, menurut dia, air dalam sumur di persawahannya tidak mengering. Di lokasi itu, terdapat sedikitnya lima sumur air minum. Selama pasokan air terhenti akibat kemarau, warga memanfaatkan sumur-sumur itu untuk menanam holtikultura. Sedangkan petani yang tidak memiliki sumur, tidak mengolah areal persawahan mereka. Pasokan air baru kembali lancar pada musim hujan, dan ketika itu petani ramai-ramai mengolah lahan untuk ditanami padi. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait