Bernilai Ekonomis, Kelompok Ternak di Indramayu Kembangkan Ayam Sentul

Kamis 13-09-2018,08:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Bernilai ekonomis dan cukup menjanjikan membuat Kelompok Ternak (KT) Tani Sari 3 Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, tertarik mengembangkan ayam sentul. Saat ini, ayam sentul mulai ditangkarkan. Dalam waktu sekitar dua bulan, ayam-ayam itu bisa dipasarkan sebagai ayam pedaging. Ketua Kelompok Ternak Tani Sari 3, Taryono mengatakan, ternak ayam sentul dipilih karena cukup menjanjikan. Waktu panen yang singkat yakni hanya dua bulan membuatnya optimis bahwa ternak ayam ini bisa mendorong kesejahteraan anggota kelompok ternaknya. Selain itu, dibandingkan ternak ayam sayur, ayam sentul memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. \"Ayam sentul tidak mudah stres. Ayam sentul ini mirip-mirip ayam kampung tapi panennya lebih cepat. Untuk pemasarannya juga sudah baik karena ayam sentul mulai dilirk rumah makan atau restoran,\" ujarnya. Sebelum mulai menernak ayam sentul, Taryono mengatakan, kelompoknya mendapat pelatihan mengenai budidaya ayam sentul. Tentu saja dengan harapan ternak ayam yang dimulai ini bisa membuahkan hasil. “Kita dilatih dulu di provinsi, karena ini program bantuan dari Dinas Peternakan. Kita mendapatkan 1.000 ekor ayam. Sebelumnya saya juga sudah pernah mencoba ternak ayam ini jadi sedikit banyak tahu dan memahami pemasarannya,” kata Taryono. Sementara, Karwati sebagai peyuluh lapangan mengatakan untuk wilayah Kecamatan Bangodua, ada dua Kelompok Ternak yang mendapatkan bantuan program ternak ayam sentul. Yakni Kelompok Ternak Tani Sari 3 Desa Wanasari dan Kelompok Ternak Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua. Masing-masing kelompok ternak ini mendapatkan bantuan 1.000 ekor ayam sentul untuk dikembangkan. Kebutuhan lainnya seperti pakan, vaksin, vitamin dan keperluan lainnya juga sudah disiapkan oleh pemerintah. “Kita terus bina. Apalagi sebelumnya sudah ada yang beternak ayam sentul. Jadi kita tinggal pantau saja. Untuk tingkat kematian dari dua kelompok itu, tergolong rendah. Dalam dua minggu hanya 14 ekor ayam yang mati. Itu juga bukan karena penyakit, tapi karena terinjak ayam lainnya,\" ujarnya. Untuk saat ini ayam-ayam itu difokuskan pada pembesaran ayam. Selain menjadi ayam pedaging, nanti sebagian akan dilanjutkan sebagai ayam petelur. \"Karena ayam siap bertelur minimal usia 6 bulan. Jadi sekarang kita fokus ke pembesaran dulu,” ujarnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait