Hujan Deras, Keluarga Muhammad Polos Terjaga Hingga Tengah Malam, Khawatir Rumah Roboh

Senin 14-01-2019,16:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Muhammad Polos (35) adalah seorang kepala keluarga yang tinggal di rumah reot dan nyaris roboh. Saat malam menjelang dan hujan turun dengan intensitas tinggi, dia yang tinggal bersama anak, istri dan kedua adiknya, selalu terjaga, memastikan rumahnya dalam kondisi baik-baik saja. “Yang penting sehat,” begitu pria berkumis itu mengucapkan rasa syukur atas kondisinya yang tinggal bersama empat anggota keluarga lainnya di rumah yang jauh dari kata layak tersebut.  Alamatnya di Blok 1, Desa Panguragan Wetan, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Genteng yang bocor dan alas tanah yang dia pijak di rumahnya, tidak sedikit pun membuatnya mengeluh. Polos, begitu tetangga memanggilnya, bekerja sebagai penjaja barang bekas di wilayah Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Penghasilannya setiap hari, hanya Rp30 sampai 50 ribu saja. Dengan uang tersebut, dia menafkahi istrinya, Iti (19) dan anak semata wayangnya, Ahmad Sahid yang baru berusia 6 tahun. Selain keduanya, masih ada tanggung jawab yang juga ia emban. Yakni, adik iparnya yang masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMP dan kelas 3 SMA. Mereka adalah Cusnawati (17) dan Nurleli (13). Di balik ucapan rasa syukur atas karunia kesehatan keluarga, terselip satu kecemasan yang dirasakan kepala keluarga itu. Polos menuturkan, kondisi rumahnya yang sudah puluhan tahun tidak tersentuh perbaikan, membuatnya khawatir dan merasa cemas ketika hujan deras turun dengan waktu yang lama. Demi memastikan keluarganya baik-baik saja, saat tengah malam, ia selalu terjaga memantau setiap aktivitas yang dia rasakan. Penyanggah bambu di belakang rumahnya, digunakan untuk menopang bagian belakang fondasi bangunan yang nyaris ambruk. Selain itu, rumah yang masih beralaskan tanah, menyebabkan genangan air membanjiri ketika hujan turun. “Takutnya lagi tidur malam, terus rumah rubuh. Kasihan keluarga saya. Makanya, kalau hujan tengah malam saya berdoa, ya Allah jangan sampai terjadi,” tuturnya. Dengan berbagai kondisi yang ada, sambil tersenyum, kepada wartawan koran ini, Polos mengatakan, apa yang dirasakannya sangat istimewa. Menurutnya, semua adalah ketentuan Allah yang wajib ia syukuri. “Ini istimewa, karena sudah digariskan gusti Allah. Yang penting saya ikhlas menjalani. Insya Allah semua berkah dan menjadi pahala buat saya. Yang diambil nikmatnya saja. Yang terpenting satu, saya dan keluarga sehat. Udah itu aja,” ujarnya, penuh rasa syukur. Tidak mengharapkan lebih, namun dirinya akan sangat berterima kasih jika ada pihak yang membantu untuk perbaikan rumahnya. Melihat kondisinya yang pas-pasan, dikatakan Polos, sekian kali, karena iba tetangga di sekitar rumahnya memberikan bantuan. “Kadang ya ada yang ngasih, Alhamdulillah saya terima,” ucapnya. Dalam satu kesempatan, istri Muhammad Polos, Iti (19) mengaku, pernah mendapatkan pesan dari kakek dan neneknya untuk memperbaiki rumah yang dihuninya bersama suami dan adiknya itu. Ia berharap, suatu saat rumahnya dapat diperbaiki dan dihuni dengan aman dan nyaman, tanpa rasa khawatir menghantui. “Dari kecil tinggal di sini. Ya semoga aja ke depan ada perbaikan. Karena kalau hujan, airnya merembes ke dalam. Gentengnya juga banyak yang bocor,” ujarnya. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait