JAKARTA - Satgas Lawan Covid-19 DPR melakukan impor jamu dari Tiongkok. Langkah ini menuai sorotan karena herbal itu diperuntukan bagi pasien positif covid-19.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Ingrid Tania mengungkapkan, dalam obat herbal yang didatangkan dari Tiongkok tersebut tidak tertera komposisinya. Yang tertera hanya cara pemakaiannya bagi pasien.
\"Dokter pada binggung tanya ke saya ini apa isinya. Saya bilang saya tidak tahu,” kata Inggrid.
Protes juga diungkapkan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Dwi Ranny Pertiwi. “Saya melihat ada Satgas Covid-19 DPR ini impor jamu dari Tiongkok secara besar. Saya orang Indonesia Ketua Umum GP Jamu saya keberatan,” ujar Dwi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Jakarta, seperti dilansir keteranganya dari jawapos.com
Dwi mengeluhkan karena jamu yang diimpor oleh Satgas Covid-19 DPR ini dari Tiongkok ini bahan bakunya semua ada di Indonesia. Sehingga, Gabungan Pengusaha Jamu seperti tidak dianggap oleh Satgas Covid-19 DPR ini.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga tidak diajak berbicara oleh Satgas Covid-19 DPR dalam mengimpor jamu asal tiongkok tersebut. Sehingga hal itu membuat para pengusaha jamu bertanya-tanya.
terpisah, Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, obat tersebut diberikan oleh Satgas Covid-19 DPR karena pernah ada satu pimpinan dewan yang pernah terkena Korona dan sembuh menggunakan obat tersebut.
“Waktu itu ada salah satu pimpinan DPR bersama dengan keluarganya yang terpapar virus Korona dan Alhamdulillah mereka sembuh,” ungkapnya.
Andre mengatakan, salah satu pimpinan DPR itu pernah mempunyai nazar jika sembuh dari virus Korona. Maka dia akan membantu pasien yang tertular virus Korona.
“Sehingga beliau bernazar untuk membantu pasien positif. Hasilnya diproduksi 3.000 paket obat herbal itu,” ungkapnya. (yud/jawapos)