Perawat Raisa

Selasa 05-05-2020,05:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Prof. Ashari baru satu tahun jadi rektor ITS. Ia seperti “anak hilang” yang kembali ke ibu kandungnya. Lima tahun lamanya Ashari “berjuang” di Bandung. Di luar ITS. Untuk menjadi rektor Universitas Telkom pertama. Yakni gabungan empat sekolah tinggi Telkom --yang merger menjadi Universitas Telkom. Prof. Ashari-lah bidan penggabungan itu.

Tahun lalu Universitas Telkom menduduki peringkat satu universitas swasta di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa 30.000 orang. Kini Prof. Ashari sudah pulang ke kandang. Ia alumnus Elektro ITS. Rumahnya di Sidoarjo. Di Desa Wonoayu --dekat pesantren besar Bumi Shalawat milik Gus Ali.

Setamat S-1 Ashari mencari beasiswa sendiri. Belum ada email waktu itu. Semua proposal ia kirim lewat faksimile. Usahanya berhasil. Ia diterima di Curtin University di Perth, Australia Barat. Di situ Ashari menyelesaikan gelar S-2 dan S-3 nya. Meski rektor ITS, Prof. Ashari tetap tinggal di Desa Wonoayu. Tidak mau pindah ke Surabaya. “Saya memilih bersama ibu di Wonoayu. Tinggal ibu. Ayah sudah meninggal,” ujarnya.

Ayah-ibunya asli Desa Wonoayu itu. Petani. Mencangkul dan menanam padi. Tapi 4 anaknya mentas semua: dua doktor, satu dokter, satu lagi direktur BUMN besar. Ashari rajin mempromosikan Raisa. Apalagi akan segera lahir Raisa-Raisa berikutnya. Dengan nama depan tetap Raisa.

Adik Raisa itu kemungkinan akan diberi nama Raisa Tiara. Tugasnya di lantai 2. Adiknya lagi bisa saja bernama Raisa BCL --Backer Calm Down Labour. Untuk lantai 3. Adik ketiga di lantai 4: Raisa Rosa --ransum, obat, salep, antiseptik.

Adik-adik Raisa dibuat lebih pintar. Bisa mengukur suhu dan lain-lain. Sedang Raisa sendiri akan balik ke lantai 5 --ke ICU. Tapi Raisa akan cuti dulu dua-tiga hari. Agar kameranya bisa muter-muter. Untuk memonitor berbagai sudut ruang ICU.

Dokter dan perawat ICU bisa tidak sering-sering ke dalam. Raisa dan adik-adiknya akan terus membuat Ashari lebih sibuk. Sampai ia rela menurunkan pangkatnya sendiri menjadi humas Unair. Hasil lebih penting dari status. (dahlan iskan)

Tags :
Kategori :

Terkait