Ok
Daya Motor

Sampai Juli 2025, Investasi di Jabar Tembus Rp 72,5 Triliun

Sampai Juli 2025, Investasi di Jabar Tembus Rp 72,5 Triliun

Ilustrasi investasi.-Adam Fayed-

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali membuktikan diri sebagai "magnet" investasi di Indonesia

Hingga Juli 2025, realisasi investasi di Jabar telah mencapai Rp72,5 triliun. Angka ini dirilis langsung oleh Kementerian Investasi/BKPM, menandai konsistensi Jabar sebagai daerah favorit investor, baik dalam maupun luar negeri.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menegaskan capaian ini adalah hasil kerja keras banyak pihak, dari lini terdepan di tingkat RT dan RW, hingga pejabat daerah yang mengawal proses investasi.

BACA JUGA:MBG Investasi Terbaik untuk Kemajuan Bangsa dan Merdeka di Bidang Gizi

BACA JUGA:Susul China, Perusahaan Asal Amerika Investasi di Jawa Tengah

BACA JUGA:Prostitusi Online Ancam Moral Cirebon Timur, Hamzaiya: Investasi Jadi Topeng Penyimpangan

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menjaga iklim investasi dari gangguan, hambatan infrastruktur, hingga keamanan. Hasilnya, Jawa Barat tetap menjadi pilihan utama investor dengan nilai Rp72,5 triliun hingga Juli 2025," ujarnya, Rabu 30 Juli 2025 lalu.

Menurutnya, sukses ini tidak datang begitu saja. Ada kebijakan strategis yang menjadi pondasi, salah satunya pemberantasan premanisme di kawasan industri.

"Sekarang angka premanisme di dunia industri menurun tajam kita bisa lihat hari ini di Jabar."

"Kemudahan berinvestasi itu kan tergantung kecerdasan kepala daerah agar tidak terhambat," tegasnya.

BACA JUGA:Tembus Rp72,5 Triliun, Jawa Barat Tetap Jadi Tujuan Investasi Terbesar Nasional

BACA JUGA:Beraudiensi dengan BKPM, Sekda Jabar: Bahas interoperabilitas akses data untuk tingkatkan investasi

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar Herman Suryatman menambahkan, pihaknya kini mengandalkan integrasi data digital untuk mengakselerasi berbagai sektor pembangunan.

Platform digital ini memuat data investasi, hilirisasi, dunia usaha, hingga ketenagakerjaan, yang membantu mempercepat layanan seperti Online Single Submission (OSS) dan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB).

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait