Harga Gabah Melonjak, Pengusaha Penggilingan Padi Kabupaten Cirebon Pilih Tutup Operasi
Suasana salah satu penggilingan padi di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon masih produksi meski kesulitan gabah lokal, kemarin.--Radar Cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Harga gabah mengalami lonjakan cukup tajam, sebagian pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Cirebon, ada yang memilih tutup operasi.
Seperti diketahui, harga gabah Cirebon mengalami kenaikan drastis. Namun kondisi tersebut tidak dibarengi dengan kualitas padi yang disukai pasar.
Aksol Amri, pemilik penggilingan padi di Desa Gegesik Lor, Kabupaten Cirebon, memilih untuk menutup operasi usahanya sejak satu bulan lalu.
Selain harganya yang mengalami kenaikan, jelas Amri, gabah lokal juga ternyata sudah sulit diperoleh.
BACA JUGA:Mundur atau Diberhentikan, 2 Opsi untuk Sutardi Ketum KONI Kabupaten Cirebon
"Sudah hampir satu bulan tidak beroperasi. Gabah nggak ada, gimana mau jalan?" ujar Aksol Amri dikutip dari Koran Radar Cirebon.
Menurut Amri, kelangkaan gabah bukan hanya karena musim, tapi juga akibat gagal panen yang melanda wilayah Gegesik.
Serangan hama seperti beluk, tikus, dan virus tanaman membuat banyak petani tak bisa memanen dengan baik.
"Tanamannya tumbuh, tapi gabahnya nggak keluar. Ya habis bahan bakunya," jelasnya.
BACA JUGA:BRI Kembali Gelar Pelatihan Ekspor, Tingkatkan Daya Saing UMKM Tembus Pasar Global
Amri juga menyoroti fenomena persaingan harga yang tidak sehat. Banyak pembeli besar menyerap gabah dengan harga tinggi, tanpa memperhitungkan kualitas.
Harga gabah pun melonjak hingga Rp6.500 per kilogram, membuat penggilingan kecil seperti miliknya tak bisa ikut bersaing.
"Kalau kami beli gabah segitu, pas jadi beras malah rugi. Lebih baik berhenti dulu daripada maksa produksi tapi buntung," tandasnya.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh pengusaha penggilingan padi lainnya. Namun untuk tetap beroperasi, menggunakan alternatif lain.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


