Ok
Daya Motor

Harga Gabah Melonjak, Pengusaha Penggilingan Padi Kabupaten Cirebon Pilih Tutup Operasi

Harga Gabah Melonjak, Pengusaha Penggilingan Padi Kabupaten Cirebon Pilih Tutup Operasi

Suasana salah satu penggilingan padi di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon masih produksi meski kesulitan gabah lokal, kemarin.--Radar Cirebon

BACA JUGA:36 Cabor Desak Sutardi Mundur, Layangkan Mosi Tidak Percaya, Lapor ke KONI Jabar

Di Desa Gegesik Kidul misalnya, pelaku usaha penggilingan padi terpaksa mendatangkan gabah dari luar daerah. Purwodadi dan Demak Jawa Tengah yang dipilih.

Pengusaha penggilingan padi yang memilih mendatangkan gabah dari luar daerah, karena gabah lokal harganya sudah sangat tinggi.

Kalaupun ada, kualitas gabahnya semakin menurun. Imbasnya, biaya produksi jadi semakin membengkak. 

Arjo, pemilik penggilingan padi di Desa Gegesik Kidul mengatakan, gabah dari wilayah sendiri dengan kualitas baik sudah sulit didapat.

BACA JUGA:139 Kepala Desa Bakal Dipilih Secara Digital, Indramayu Jadi Percontohan di Jawa Barat

Untuk itu, Arjo memilih mendatangkan gabah dari daerah lain agar kebutuhan pasokan penggilingannya tetap bisa beroperasi.

"Pengambilan gabah dari luar kota ini menjadi solusi ditengah sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas dari wilayah sendiri," kata Arjo.

Menurutnya, gabah dari wilayah Cirebon sulit didapat. Kalaupun ada, kualitasnya sangat buruk. Tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. 

Selain itu, jelas Arjo, harga gabah Cirebon mengalami kenaikan cukup drastis.

"Gabah lokal, khususnya jenis IR 32 atau kebo borang, tidak hanya sulit diperoleh, tapi juga tak sesuai dengan selera pasar. Tekstur nasinya yang kurang pulen membuat konsumen enggan membeli," katanya. 

Menurutnya, dalam dua bulan terakhir, harga gabah melonjak tajam. Gabah basah yang sebelumnya dibeli seharga Rp5.600-Rp6.000 per kilogram, kini mencapai Rp7.750 per kilogram (kg), belum termasuk ongkos kirim yang bisa tembus Rp2,2 juta per muatan.

"Kalau dihitung sama ongkos, jatuhnya bisa Rp 8.000-an per kilogram. Ya jelas berat buat usaha kecil kayak kita," keluhnya. 

Arjo juga mengungkapkan persaingan yang semakin sengit di lapangan. Banyak penggilingan kecil harus berebut pasokan dengan pembeli bermodal besar, membuat harga makin tak terkendali.

"Barangnya rebutan, kita juga nggak tahu sama siapa. Mungkin sama perusahaan besar. Yang jelas kita makin susah dapat barang," tutur Arjo.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait