Imbas Penutupan Tambang Gunung Kuda, Kegiatan Lembaga Pendidikan Terhenti, Kok Bisa?
Pengawas Yayasan Al Islah, Apung Furqon, meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengevaluasi penutupan Tambang Gunung Kuda tanpa memperhatikan nasib para pekerja.-Samsul Huda-Radar Cirebon
Dampak penutupan ini, lanjut Apung, menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pekerja.
"Di kami, ada 15 penambang manual. Minimalnya, satu penambang punya lima orang kuli. Belum lagi petugas lapangan, pengurus, pengawas, dan karyawan kantor. Jika ditotal sampai ratusan orang yang terdampak," jelasnya.
Untuk guru yang berada di Yayasan Al Islah saja, ungkap Apung, ada 200 orang. Mereka biasanya mendapat subsidi BPJS kesehatan. Kini tidak lagi. Warga sekitar dan buruh pun kehilangan penghasilan harian.
"Biasanya satu truk bawa empat kuli. Belum yang angkut, bongkar, belah batu. Sekarang semuanya berhenti. Padahal mereka tetap punya cicilan, butuh makan, dan biaya hidup," ungkapnya.
Karena itu, pihaknya mendesak Gubernur Jawa Barat untuk mengevaluasi kembali kebijakan penutupan tambang secara menyeluruh.
BACA JUGA:Cuma Modal Log in doang, Dibayar Rp261.014 ke E-wallet dari APK Penghasil Saldo DANA Termudah 2025
BACA JUGA:21 Paket Sabu Berhasil Diamankan Satresnarkoba Polres Cirebon Kota, Ternyata Pelakunya..
"Kami tidak menolak upaya pemerintah menjaga keselamatan lingkungan, tapi menekankan pentingnya solusi,” ucapnya.
Apung menyarankan, penambang yang melakukan aktivitas galian tidak benar, bisa diberikan pembinaan atau penyuluhan oleh pihak berkompeten.
Agar insiden longsor yang memakan korban jiwa akibat galian, bisa diminimalisir di masa datang.
"Kalau sistem penambangannya memang dinilai kurang baik, ya dibina. Diberi arahan agar tidak terulang. Jangan langsung diberhentikan tanpa solusi," tegasnya.
Ia menambahkan, Al Islah sendiri mengelola tiga lokasi tambang di Gunung Kuda. Saat ini, satu lokasi seluas 6 hektare dalam proses perizinan, satu lokasi seluas 5,25 hektare masih aktif, dan satu lagi seluas 5 hektare izinnya telah habis.
BACA JUGA:Satresnarkoba Polres Cirebon Kota Tangkap Pengedar Obat Keras, Jumlahnya Fantastis
BACA JUGA:Ramaikan HUT RI yang ke-80, Korem 063/SGJ Gelar Turnamen Tenis Lapangan, Berikut Tujuannya
"Memang korban longsor sudah dibantu. Tapi dampak lebih luasnya harus ada solusi yang menyeluruh. Kami pun sekarang sedang mencari investor untuk melanjutkan proses penambangan yang sesuai aturan, sambil menunggu moratorium tambang dicabut," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


