Harga Gabah Cirebon Melonjak, Penggilingan Padi Datangkan Bahan Baku dari Luar Daerah
Arjo pemilik pabrik penggilingan saat menunjukkan bukti nota pembelian gabah yang didapat dari Jawa Tengah, kemarin.--Radar Cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pengusaha penggilingan padi yang beroperasi di Kabupaten Cirebon, memilih mendatangkan gabah dari luar daerah.
Pilihan mendatangkan bahan baku dari luar daerah, dikarenakan gabah lokal atau yang berasal dari Kabupaten Cirebon, semakin langka.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, sejumlah pengusaha penggilingan padi mulai kelimpungan karena pasokan gabah lokal semakin langka.
Kalaupun ada, kualitas gabahnya semakin menurun. Imbasnya, biaya produksi jadi semakin membengkak.
BACA JUGA:BRI Kembali Gelar Pelatihan Ekspor, Tingkatkan Daya Saing UMKM Tembus Pasar Global
Di Desa Gegesik Kidul misalnya, pelaku usaha penggilingan padi terpaksa mendatangkan gabah dari luar daerah. Purwodadi dan Demak Jawa Tengah yang dipilih.
Arjo, pemilik penggilingan padi di Desa Gegesik Kidul mengatakan, gabah dari wilayah sendiri dengan kualitas baik sudah sulit didapat.
Untuk itu, Arjo memilih mendatangkan gabah dari daerah lain agar kebutuhan pasokan penggilingannya tetap bisa beroperasi.
"Pengambilan gabah dari luar kota ini menjadi solusi ditengah sulitnya memperoleh bahan baku berkualitas dari wilayah sendiri," kata Arjo dikutip dari Koran Radar Cirebon.
BACA JUGA:36 Cabor Desak Sutardi Mundur, Layangkan Mosi Tidak Percaya, Lapor ke KONI Jabar
Menurutnya, gabah dari wilayah Cirebon sulit didapat. Kalaupun ada, kualitasnya sangat buruk. Tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, jelas Arjo, harga gabah Cirebon mengalami kenaikan cukup drastis.
"Gabah lokal, khususnya jenis IR 32 atau kebo borang, tidak hanya sulit diperoleh, tapi juga tak sesuai dengan selera pasar. Tekstur nasinya yang kurang pulen membuat konsumen enggan membeli," katanya.
Menurutnya, dalam dua bulan terakhir, harga gabah melonjak tajam. Gabah basah yang sebelumnya dibeli seharga Rp5.600-Rp6.000 per kilogram, kini mencapai Rp7.750 per kilogram (kg), belum termasuk ongkos kirim yang bisa tembus Rp2,2 juta per muatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


