Sekilas Mengenal Pangeran Suryanegara

Sekilas Mengenal Pangeran Suryanegara

CIREBON - Mungkin sebagian masyarakat Cirebon dan sekitarnya belum mengetahui siapa Pangeran Suryanegara.

Pangeran Suryanegara adalah tokoh penyiar agama Islam sekaligus tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda di tanah Cirebon.

Makam Pangeran Suryanegara berada di Kampung Wanacala, Kelurahan/Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Baca juga:

Zona Merah di Jabar: Kota Cirebon dan Kabupaten Bekasi

Gawat, Semalam 2 Minimarket di Cirebon Dibobol

Wow, di Abu Dhabi Ada Jalan Presiden Jokowi

Di situs makam Pangeran Suryanegara memiliki lahan berdasarkan tembok keliling seluas 2.698 m2 ini dimiliki Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Situs dikelola Juru Kunci yang masih memiliki hubungan famili dengan Kesultanan Kasepuhan Cirebon.

Di sekitar area pemakaman tersebut begitu rindang karena terdapat banyak pohon-pohon yang sangat tinggi dan besar yang diperkirakan berumur ratusan tahun. Seperti sawo kecik, kesambi, kepuh, dan mundu.

Selain itu terdapat pula pohon Nagasari yang sudah sangat langka, yang ada di area pemakaman Suryanegara. Selain di pemakaman Suryanegara, pohon Nagasari tumbuh di tempat pemakaman Gunung Sembung, Astana Gunungjati.

\"Sebelumnya makam ini terbuka seperti makam padam umumnya. Namun, pada tahun 1973 makam Pangeran Suryanegara yang berdampingan dengan makam istrinya yakni Nyai Ambet Kasih yang keturunan Galuh itu dibuat cungkup (bangunan) dengan biaya dari seorang donatur,\" ujar Raden Lili Alida juru pelihara situs makam Pengeran Suryanegara kepada radarcirebon.com, Selasa (20/10).

Dijelaskan Raden Lili, sebagai seorang penentang kekuasaan Kolonial Belanda, Pangeran Suryanegara harus hidup di luar keraton. Dan ini tidak lain disebabkan pada masa itu keraton sudah ada dalam kontrol pemerintah kolonial Belanda.

Pada awalnya, Pangeran Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung, Desa Astana, Gunungjati. Pemindahan jasad dilakukan karena adanya keberatan pihak Keraton Kasepuhan jika ia dimakamkan di tempat itu.

Keberatan pihak keraton ini terkait dengan penentangannya atas kekuasaan Belanda. Khususnya campur tangan Belanda dalam kehidupan keraton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: