Sembilan Tewas, 52 Hilang
CIANJUR - Ratusan imigran asal Iran, Bangladesh, Bahrain, dan Srilangka tenggelam di perairan Pantai Cianjur Selatan, Selasa (23/7) malam, akibat diterjang ombak. Hingga pukul 18:00, Rabu (23/7), korban kapal tenggelam ditemukan sebanyak 198 orang. Dari jumlah tersebut, 189 orang selamat 9 ditemukan meninggal dunia, sisanya masih dalam pencarian tim SAR gabungan TNI-Polri. Informasi dari para imigran, total imigran yang diangkut perahu mencapai 250 orang. Sementara menurut data kepolisian hanya sekitar 200 orang. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dari pembicaraan seorang imigran asal Irak bernama Ali Akbar, mereka menyeberang dari Pantai Ranca Buaya Kabupaten Garut menuju kapal besar untuk menyeberang ke Australia sekitar pukul 20.00 Selasa (23/7). Namun nahas, di tengah laut tepatnya di perairan Pantai Cianjur Selatan, perahu yang mereka tumpangi bocor setelah dihantam ombak besar. Sebagian imigran berebut naik sekoci, sebagian lagi menyelamatkan diri dengan berenang ke pesisir Pantai Cianjur Selatan. Sekitar pukul 22.00, pihak kepolisian mendapatkan laporan dari nelayan mengenai tenggelamnya kapal yang mengangkut imigran gelap itu. Tak berapa lama, petugas yang dibantu nelayan langsung melakukan pencarian. Pada pencarian pertama, tim SAR, nelayan dan warga berhasil menyelamatkan 160 orang di Pantai Jayanti, mereka terdiri dari 144 orang dewasa dan 16 anak-anak termasuk di antaranya empat korban meninggal dunia. Mereka di tolong mengunakan 14 perahu nelayan bersama Tim SAR Polres Cianjur dan Polda Jabar. Tak lama kemudian, 38 orang di ketemukan terdampar di dekat tepi Pantai Desa Sukapura Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, termasuk di antaranya lima orang meninggal dunia. Seluruh korban selamat dibawa ke Balai Serbaguna Pelabuhan Jayanti dan Puskemas Cidaun. Sedangkan korban meninggal di bawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta. Salah seorang nelayan yang membantu proses evakuasi korban, Hendra (28), warga Kampung Tegalboled, Desa Sukapura mengatakan, dirinya tidak mengetahui persis peristiwa tersebut. “Kalau persisnya yang mereka alami saya kurang tahu, karena mereka mendatangi warga untuk meminta bantuan. Makanya ditempatkan di balai desa,” ucapnya. Dikatakan Harun, kondisi korban saat ditemukan masih basah kuyup dan mengaku kedinginan. “Kelihatan lelah juga. Karena mungkin habis terombang-ambing dan berenang di laut untuk bisa ke tepi pantai,” terangnya. Menurut dia para korban diperkirakan terbawa arus laut. “Sehingga dari beberapa tim SAR dan nelayan memutuskan untuk melakukan pencarian hingga Sindangbarang. Hasilnya, saya menemukan dua korban meningal dunia, usia anak-anak, keduanya berjenis kelamin perempuan. Ketika ditemukan, mereka berada sekitar 25 kilometer dari Pelabuhan Jayanti. Kondisinya sendiri ketika itu, mengambang dan tersangkut barang-barang dari para imigran ini,” paparnya. Di lokasi tersebut, Hendra mengaku tidak melihat korban lainnya. Sehingga dirinya mengusulkan area pencarian korban harus diperluas. “Kemungkinan masih ada, mereka bisa saja ikut arus. Buktinya, dua korban yang kami temukan ini ada di sekitar Pantai Cisadea, Sindangbarang,” ungkapnya. Sementara itu, Dokter Puskemas Pagelaran Lesdi mengatakan, kondisi rata-rata korban mengalami hipotermia dan shok. “Kalaupun ada luka, hanya luka ringan, mungkin terkena benturan pecahan perahu atau benda di laut. Selain shok, semuanya baik. Untuk korban luka ada yang dipindahkan ke Puskesmas Cidaun,” paparnya. Terpisah, Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan, pihaknya masih akan memprioritaskan pencarian korban hilang dengan bantuan tim gabungan SAR dari TNI/Polri serta Brimob Polda Jabar juga PMI. “Pencarian korban lazimnya sampai tiga hari ke depan. Kita mengerahkan tim SAR dibantu nelayan setempat menggunakan 18 perahu. Tapi pencarian disesuaikan dengan kondisi cuaca di Pantai Jayanti,” ujarnya. Dijelaskannya, peristiwa tersebut terjadi ketika perahu rombongan imigran yang ingin menyeberang ke Pulau Christmast diterjang ombak dan mengalami kebocoran. Seluruh imigran mencoba menyelamatkan diri dengan berenang ataupun bertahan pada pecahan perahu. “Karena terkena ombak, penemuan korban terpisah-pisah, ada yang oleh nelayan di Pantai Jayanti ada juga oleh warga di sekitar Pantai Sukapura. Tapi untuk korban selamat semua tertangani,” ungkapnya. Pihaknya sendiri saat ini masih memfokuskan pada pencarian korban. Terkait dengan penyelundupannya, akan dilakukan pascaevakuasi. “Tentu akan kami proses, tapi saat ini kami masih fokus pada pencarian korban. Untuk korban selamat, nantinya akan dikirim ke Keramat Jati, Jakarta setelah melakukan koordinasi dengan pihak imigrasi,” pungkasnya. (zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: