FK-KMK UGM Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara, Namanya Dicatut Terawan

FK-KMK UGM Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara, Namanya Dicatut Terawan

JAKARTA - Eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, mencatut nama Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penelitian uji klinis vaksin Nusantara.

Hal ini dipastikan Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, Yodi Mahendradhata.

Yodi mengatakan, pihaknya akan mengundurkan diri tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik SARS-Cov-2 atau Vaksin Nusantara.

\"Belum ada keterlibatan sama sekali. Kita baru tahu saat itu muncul di media massa bahwa itu dikembangkan di Semarang kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM,\" ujar Yodi Mahendradhata dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/3).

Yodi mengakui, rencana pengembangan vaksin nusantara sudah dikomunikasikan dengan sejumlah peneliti UGM untuk meminta kesediaan mendukung penelitian yang akan dilakukan.

Namun setelah itu, tidak ada komunikasi lebih lanjut terkait penelitian vaksin tersebut.

Justru para peneliti tidak mengetahui bahwa Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Keputusan Nomor HK 01.07/MENKES/11176/2020 yang mencantumkan nama mereka beserta posisi yang mereka duduki dalam tim ini.

\"Waktu itu belum ada detail ini vaksinnya seperti apa, namanya saja kita tidak tahu. Hanya waktu itu diminta untuk membantu, ya kami di UGM jika ada permintaan dari pemerintah seperti itu kami berinisiatif untuk membantu,” paparnya.

Karena itulah kemudian Yodi Mahendradhata beserta para peneliti UGM merasa keberatan atas pencatutan nama mereka. Sebab, sepengalaman mereka saat terlibat di dalam penelitian Vaksin Merah Putih ada koordinasi terlebih dahulu sebelum penelitian dimulai.

Sehingga dalam kasus Vaksin Nusantara, Yodi Mahendradhata memastikan tahapan-tahapan tersebut tidak dilakukan, dan peneliti yang namanya telah tercantum dalam Surat Keputusan Menkes bahkan belum mengetahui detail penelitian sebelum hal tersebut akhirnya muncul di pemberitaan media massa.

“Kami belum pernah menerima surat resmi, protokol, atau apapun. Teman-teman agak keberatan, kalau disebutkan sebagai tim pengembang kan harus tahu persis yang diteliti apa,” demikian Yodi Mahendradhata menambahkan.

Gagasan pembuatan vaksin Nusantara dimulai Terawan pada Oktober 2020. Vaksin yang akan dikembangkan berbasis sel dendritik, dan awalnya dikembangkan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, AIVITA Biomedical.

PT Rama Emerald Multi Sukses disebut telah memiliki lisensi untuk mengembangkannya di Indonesia. Pada 22 Desember 2020, saat Presiden Joko Widodo mengumumkan pemecatan Terawan, kabar pengembangan Vaksin Nusantara mencuat tapi dengan nama yang berbeda, yakni Vaksin Joglosemar. (*/RMOL)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: